Kasus Nikita Mirzani dan Lolly, Inilah 7 Kewajiban Orangtua kepada Anak Kandung dalam Islam

Hantoro, Jurnalis
Rabu 25 September 2024 13:38 WIB
Ilustrasi kewajiban orangtua kepada anak kandung terkait kasus Nikita Mirzani dan Lolly. (Foto: Instagram)
Share :

TERKAIT kasus artis Nikita Mirzani dan putrinya Laura Meizani Mawardi atau lebih dikenal Lolly, inilah kewajiban orangtua kepada anak kandung dalam Islam. Sangat penting diketahui para orangtua Muslim.

Sebagaimana diberitakan, nama Nikita Mirzani dan Lolly kembali menjadi sorotan publik Tanah Air. Perseteruan ibu dan anak ini terungkap luas ke publik.

Semua ini berawal dari hubungan asmara Lolly dengan Vadel Badjideh yang tidak mendapat restu Nikita Mirzani. Lolly pun merasa tidak lagi memiliki hubungan baik dengan ibunya Nikita Mirzani.

Melalui akun media sosialnya, Lolly membantah berbagai tuduhan sang ibu, termasuk kabar hamil dan aborsi. Sebelum perseteruan ini, Nikita Mirzani dan Lolly memang kerap terlibat dalam berbagai kontroversi.

Peran Orangtua kepada Anak

Dihimpun dari Almanhaj.or.id, Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin menyatakan peran orangtua sangat menentukan baik-buruk serta utuh-tidaknya kepribadian anak. Oleh karena itu, orangtua pasti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala di akhirat kelak terkait anak-anaknya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

"Tiada seorang pun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)-nya. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

"Hadits ini menunjukkan bahwa orangtua sangat menentukan salih-tidaknya anak. Sebab pada asalnya setiap anak berada pada fitrah Islam dan imannya; sampai kemudian datanglah pengaruh-pengaruh luar, termasuk benar-tidaknya orang tua mengelola mereka," jelasnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

"Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya." (HR Bukhari)

"Maka orangtua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap anak-anaknya. Karena itu hendaknya setiap orangtua memperhatikan sepenuhnya perkembangan serta masa depan anak-anaknya, masa depan yang bukan berorientasi pada sukses duniawi, tetapi yang terpenting adalah sukses hingga akhiratnya," terang Ustadz Ahmas Faiz.

"Dengan demikian, orangtua tidak boleh mementingkan diri sendiri, misalnya dengan melakukan dorongan yang secara lahiriah terlihat seakan-akan demi kebaikan anak, padahal sesungguhnya untuk kepentingan kebaikan, prestise, atau popularitas orang tua. Sehingga, akhirnya salah langkah," lanjutnya.

Kewajiban Orangtua kepada Anak

Berikut ini sejumlah kewajiban orangtua kepada anak menurut ajaran Islam, sebagaimana telah Okezone himpun:

1. Menyusuinya

Ibu sebagai orangtua memiliki kewajiban menyusui anak dengan air susu ibu (ASI). Apalagi secara medis, ASI sangat baik untuk pertumbuhan anak.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Alquran Surat Al Baqarah Ayat 233:

۞ وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَاۚ لَا تُضَاۤرَّ وَالِدَةٌ ۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَاۗ وَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya: "Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. Apabila kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

2. Memberi nama terbaik

Orangtua memiliki kewajiban memberi nama terbaik kepada anaknya. Harapan nama tersebut menjadi doa bagi anak dalam perkembangannya kelak.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

إِنَّكُمْ تَدْعُونَ يَومَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya di hari kiamat nanti kalian akan dipanggil nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Oleh karena itu buatlah nama-nama yang baik untuk kalian." (Hadits riwayat Abu Dawud)

3. Melakukan akikah

Melakukan akikah untuk anak juga menjadi kewajiban orangtua. Akikah dengan menyembelih dua kambing untuk anak laki-laki dan satu kambing untuk anak perempuan. Kemudian mencukur rambutnya. Semua itu bagian dari rasa syukur atas kelahiran anaknya.

مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَنْسُكْ ، عَنْ الْغُلامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ ، وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

"Siapa yang dikarunia seorang anak, dan dia ingin menyembelih untuknya, hendaknya dia menyembelih. Untuk anak laki-laki dua kambing yang cukup. Dan untuk anak wanita satu kambing." (HR Albany)

4. Memberi pendidikan

Orangtua juga memiliki kewajiban memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya, mulai sejak kecil hingga dewasa. Kemudian memberinya nafkah yang halal dan menyediakan tempat tinggal.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al Hakim, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن

"Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orangtua kepada anaknya selain pendidikan yang baik." (HR Al Hakim nomor 7679)

5. Memberi nafkah

Orangtua mempunyai kewajiban memberi nafkah kepada anak, istri, dan keluarga. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)." (HR Muslim nomor 995)

6. Memberi kasih sayang

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:

جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ»

"Ada seorang wanita masuk ke tempatku dan bersamanya ada dua anak gadisnya. Wanita itu meminta sesuatu. Tetapi aku tidak menemukan sesuatu apa pun di sisiku selain sebiji kurma saja. Lalu aku memberikan padanya. Kemudian wanita tadi membaginya menjadi dua untuk kedua anaknya itu, sedangkan ia sendir tidak makan sedikit pun dari kurma tersebut. Setelah itu ia berdiri lalu keluar.

Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke tempatku, lalu saya ceritakan hal tadi kepada beliau. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Barang siapa yang diberi cobaan sesuatu karena anak-anak perempuan seperti itu, lalu ia berbuat baik kepada mereka maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang untuknya dari siksa neraka'." (HR Bukhari nomor 5995 dan Muslim: 2629)

7. Menikahkan

Orangtua berkewajiban menikahkan anak dengan orang yang salih atau salihah. Sebagaimana dalam Alquran Surat An-Nur Ayat 32:

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: "Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Wallahu a'lam bisshawab.

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya