JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Saad Ibrahim, menyampaikan pesan penting terkait peran puasa dalam peradaban Islam serta hikmah berpuasa.
Saad menjelaskan, puasa memiliki peran strategis dalam perjalanan peradaban Islam. Ia mengaitkan puasa dengan tonggak-tonggak penting dalam sejarah Islam, termasuk peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah.
“Hijrah bukan hanya soal berpindah tempat, tetapi juga strategi membangun peradaban yang lebih maju. Dua tahun setelah hijrah, umat Islam diwajibkan berpuasa, dan di tahun yang sama terjadi Perang Badar, yang menjadi momentum strategis dalam perkembangan Islam. Ini menunjukkan bahwa puasa tidak boleh melemahkan kita, justru harus menjadi sarana perjuangan menuju kemenangan,” ujarnya, melansir laman Muhammadiyah, Selasa (18/2/2025).
Saad menekankan, puasa bertujuan untuk memperkokoh jiwa melalui konsep tazkiyatun nafs atau penyucian diri. Hasad, dengki, dan iri hati adalah bagian dari kotornya jiwa manusia, sehingga puasa menjadi sarana untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
“Secara fisik, manusia pasti menua, tetapi mental tidak boleh ikut menua. Yang harus dikelola adalah bagaimana membawa jiwa semakin dekat kepada Allah,” ucapnya.
Selain itu, Saad menyinggung konsep kasrush syahwat atau pengendalian nafsu duniawi. Ia mengingatkan, Muhammadiyah memiliki banyak amal usaha bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kemaslahatan umat.
“Jangan jadikan Muhammadiyah sebagai alat membesarkan diri sendiri. Gunakan diri kita untuk membesarkan Muhammadiyah,” tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)