Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat At-Taubah (9) Ayat 36 tersebut tentang pembagian bulan menjadi 12, merujuk pendapat karya Syekh Alamuddin As-Sakhawi terkait alasan penamaan bulan-bulan Hijriah.
Dalam karya Syekh Alamuddin yang berjudul Al-Masyhur fi Asma'il Ayyam was-Syuhur, dijelaskan alasan penamaan Rabiul Awal dan Rabiul Akhir karena pada bulan tersebut orang Arab membangun atau mendiami bangunan khusus musim semi atau gugur. (Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir Darut-Thayibah, juz 4, halaman 146)
Selain itu, ada pula pendapat Al-Biruni. Menurutnya, dua bulan rabi' yakni awal dan akhir dinamakan seperti itu karena pada bulan tersebut tumbuh bunga-bunga, terus-menerus berembun dan hujan.
Menurut Al-Biruni, di daerah tempat dia tinggal, kondisi tersebut adalah ciri-ciri musim yang dinamai kharif (musim gugur). Sementara orang Arab dengan ciri-ciri tersebut menamai musim itu dengan rabi' (musim semi). (Al-Biruni, Al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah, halaman 69)
Demikian sejarah dan nama di balik bulan Rabiul Awal. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)