Ichsan menegaskan bahwa bila ada teori yang tampak berlawanan dengan Al-Qur’an, biasanya hal itu terjadi karena dua sebab: kesalahan memahami ayat, atau teori tersebut belum final. Ia mencontohkan teori evolusi Darwin tentang asal-usul manusia. Menurutnya, teori tersebut belum merupakan fakta ilmiah yang mapan dan tidak dapat menjelaskan seluruh tahapan penciptaan manusia.
Al-Qur’an, lanjutnya, tidak menolak proses perubahan pada makhluk hidup selain manusia, tetapi menegaskan bahwa penciptaan manusia pertama — Nabi Adam — bersifat khusus dan tidak berasal dari makhluk lain.
“Tidak ada bukti ilmiah final yang menyatakan manusia berasal dari spesies lain,” katanya.
Contoh lain adalah model kosmologi steady state yang pernah menyatakan alam semesta tidak memiliki awal. Teori tersebut kini ditinggalkan setelah temuan radiasi latar belakang kosmik menguatkan teori Big Bang, yang justru selaras dengan Al-Qur’an.