Sementara itu, Menurut Sosiolog Universitas Gadjah Mada Sunyoto Usman, tradisi tersebut diketahui sudah ada sejak dahulu kala. Di saat masyarakat Indonesia pergi haji dengan transportasi kapal laut.
Dari itu juga lah budaya ini terbentuk. Sebab, dengan waktu tempuh yang lumayan lama, calon haji berharap adanya keselamatan baik mulai dari tanah air sampai kembali tanah air. "Makanya, minta doa dilakukan sebelum keberangkatan haji," katanya pada Okezone melalui pesan singkat.
Karena waktu tempuh sampai berbulan-bulan, biasanya di tengah perjalanan para calon haji mengaji bersama dengan syeh dari Arab Saudi. Terkait dengan adanya Walimatus Safar, kata Sunyoto, dulu calon haji menyelenggarakan kegiatan tersebut sebatas permintaan doa. Namun, sekarang sepertinya dilembagakan menjadi tradisi.
"Biasanya, kalau sudah jadi tradisi, kegiatan tersebut akan menjadi mores atau aturan kebiasaan yang ada reward sosialnya," tambahnya. Kemudian, biasanya hal tersebut dilakukan secara kolektif seperti adat.
Mores tersebut memiliki kekuatan “memaksa” orang untuk melaksanakan. Jadi, seperti mau tak mau harus diikuti karena sudah menjadi bagian dari kebiasaan. "Mereka yang akhirnya memilih untuk tidak menjalankan, khawatir akan dianggap kurang taat pada adat," pungkasnya.
(Muhammad Saifullah )