Saat ditanya, dia mengaku sebagai tunanetra. Tidak jelas sejak kapan dia mengalami keterbatasan itu. Baginya itu mengapa, yang terpenting dia bersyukur bisa menyelesaikan rangkaian haji dengan sempurna layaknya jamaah normal.
"Meskipun saya ada keterbatasan tapi alhamdulillah semua rangkaian ibadah haji saya tidak ada yang tertinggal," ucap Supratman dengan penuh bangga.
Selama berhaji, ia mendapat bimbingan langsung dari sang istri tercinta dan sesekali adiknya ikut membantu. "Semua dipandu istri saya," imbuhnya. Dia juga tidak pernah merasa berat untuk beribadah meskipun kondisinya tidak sempurna.
"Semua saya kerjakan dengan baik tanpa kursi roda," tutur Supratman yang ternyata berprofesi sebagai guru olahraga di SDN Kawo Lombok Tengah.
Begitupun ketika melakukan tawaf dan sai, Suparman tidak pernah lepas dari genggaman sang istri dan adiknya, dengan cara berpegangan pada pundak teman agar tidak terpisah.