Baru-baru ini jagat media sosial tengah diramaikan oleh Age Challenge yang menampilkan foto-foto tua dari para penggunanya. Rupanya mereka menggunakan aplikasi FaceApp untuk mengubah wajahnya.
Menggunakan Aplikasi buatan Rusia bernama FaceApp, mereka dapat mengedit dan mengubah foto potret mereka menjadi lebih tua, lebih muda, menambah senyum tambahan, bahkan tampilan mereka saat berubah kelamin.
Namun dibalik viralnya Age Challenge, aplikasi ini ternyata menuai beberapa perdebatan pro dan kontra diantara masyarakat. Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa menggunakan FaceApp haram hukumnya, karena dianggap merubah ciptaan Tuhan.
Begitu pula di beberapa negara di Timur Tengah seperti Mesir dan Arab Saudi yang memperingatkan orang-orang terhadap penggunaan aplikasi FaceApp.
Melansir dari Step Feed, Selasa (23/7/2019), Seorang lulusan salah satu universitar terkenal di Mesir, Essam Al-Roubi, mengatakan aplikasi FaceApp yang menjadi tren di media sosial merupakan sebuah tren yang haram.
"Aplikasi ini adalah sebuah tren yang mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan," jelas Al-Roubi.
"Apakah gambar-gambar ini benar-benar menunjukkan apa yang akan terjadi pada manusia? Tidak. Hanya Tuhan yang tahu," tambahnya.
Untuk menguatkan pernyataannya, Al-Roubi juga merujuk pada beberapa ayat dari kitab suci Alquran. Salah satunya adalah surat An-Nisa ayat 119, dan Al-Isra ayat 70.
Al-Roubi menjelaskan bahwa aplikasi tersebut memungkinkan seseorang untuk mengubah begitu banyak cara Tuhan menciptakan mereka (meskipun itu ada di dunia maya), maka itu bertentangan dengan agama.
Sementara itu, mengikuti jejak Amerika Serikat, Polandia, dan Lithuania, Arab Saudi juga ikut mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan data pribadi pengguna aplikasi FaceApp.
Seperti dilansir dari Arab News, Otoritas Keamanan Siber Nasional (NCA) juga telah memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan FaceApp dan tidak memberikannya akses ke gambar pribadi.
NCA mengkhawatirkan atas bagaimana foto-foto tersebut nantinya dapat disalahgunakan oleh aplikasi ini dan menimbulkan kekhawatiran di antara banyak pengguna.
Muhammad Khurram Khan, seorang profesor keamanan siber di King Saud University mengatakan bahwa banyak orang yang terobsesi dan bersenang-senang dengan beberapa aplikasi ponsel cerdas, tanpa rasa takut bahwa hal tersebut bisa membahayakan privasi mereka dan dapat digunakan untuk tujuan jahat yang tidak diketahui.