Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Suka Menitipkan Anak kepada Orangtua? Renungkan Nasihat Ustadz Abdul Somad Ini!

Intan Afika , Jurnalis-Kamis, 25 Juli 2019 |13:36 WIB
Suka Menitipkan Anak kepada Orangtua? Renungkan Nasihat Ustadz Abdul Somad Ini!
Jangan suka menitipkan anak pada orangtua (Foto: Science News)
A
A
A

Saat ini banyak perempuan yang mengejar karir dengan alasan ekonomi untuk membantu keuangan keluarga. Entah karena sibuk atau tidak sanggup merawat anak-anaknya karena aktivitas pekerjaan yang menguras waktu dan tenaga, akhirnya mereka pun memilih menitipkan anak-anaknya kepada orang tuanya.

 Ibu wajib merawat anaknya sendiri

Lantas bagaimana pandangan Islam terhadap kasus perempuan yang suka menitipkan anak kepada ibunya?

Ulama kondang, Ustadz Abdul Somad dalam sebuah video mengingatkan, umat Islam untuk membahagiakan dan tidak menyusahkan kedua orangtuanya dengan tidak menitipkan anak-anaknya kepada mereka.

"Berapa kali emak kita itu meninggalkan puasa gara-gara kita? sembilan puluh hari. Tanya, tiga puluh hari dia tidak puasa karena kita berada dalam perutnya, tiga puluh hari dia tidak puasa karena tidak ada air susunya, tiga puluh hari lagi dua tahun. Jadi sembilan puluh hari dia tidak puasa. Masa sekarang dihari tuanya kita susahkan juga dia lagi," ucapnya.

"Di hari tuanya ini bahagiakanlah dia. Kalau kalian tidak bisa bahagiakan orangtua, paling tidak jangan kalian membuat susah dia. Kalau tidak bisa kalian menyenangkan dia, jangan kalian susahkan di hari tuanya," lanjutnya.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, umat Islam harus membahagiakan orangtuanya dan jangan membuatnya menangis. Jika memang tidak bisa membahagiakannya, setidaknya janganlah menyusahkan hidup mereka. Buatlah hidup mereka senang, tenang dan nyaman sebelum terlambat.

"Jangan sampai meleleh air matanya, orangtua tidak akan pernah menolak cucu. 'Mak jaga anakku ya' iyalah. Dia tidak pernah menolak cucu karena dia sayang ke anak kita. Kita lah yang berpikir," ujarnya.

"Jangan sampai setelah dia meninggal, barulah kita meratap, menangis. Tidak ada gunanya, menetes air mata darah. Selama hayat ikat domba dan dia masih hidup, senangkanlah hatinya, senangkan hidupnya, senangkan, nyamankan dia, tenangkan pikirannya karena kematian akan menjemput tidak tahu entah kapan. Kita sangka dia masih panjang, setelah itu dia meninggal, menyesal seumur hidup, tidak ada gunanya," lanjutnya.

Jika Anda termasuk dari mereka yang sering menitipkan anak pada orangtua, cobalah renungkan. Merawat anak merupakan kewajiban orangtua. Jika anak tersebut tumbuh dengan baik hingga sukses dunia akhirat, orang yang merawatnya pun akan turut mendapatkan pahala.

Sebaliknya, jika anak tersebut ditelantarkan dan menjadi orang yang celaka maka dosa yang diperbuatnya pun akan turut ditanggung oleh orang yang merawatnya.

Imam Abu al-Hamid al-Ghazali ra. berkata, “Jika anak dibiasakan dan dididik untuk melakukan kebaikan, maka dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat kelak. Setiap orang yang mendidiknya (orangtua maupun pendidik lain) akan turut mendapatkan pahala sebagaimana pahala sang anak atas amal salehnya. Jika dibiasakan dengan keburukan dan ditelantarkan seperti hewan ternak, maka ia akan menjadi orang yang celaka dan binasa. Dosa yang diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang berkewajiban mendidiknya.”

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement