"Kalau pengedar sabu yang mati yang sakau hanya yang beli sabu-sabu. Tapi yang pembakar hutan, bayi-bayi kena ISPA. Tadi berita, masuk ke FB, orangutan ikut jadi korban. Ular, menengok gambar ular. Ada yang dapat gambar ular? Ular sama anak ular sama cucunya ular mati. Ini kejahatan luar biasa. Siapa ini?
Ini bukan orang per orang, karena dari dulu nenek moyang kita kalau mau nanam padi memang bakar hutan. Tapi kenapa tak ada berasap zaman dulu, karena ini pembakarannya adalah corporate.
Orang-orang yang jahatnya luar biasa, maka tak bisa dilawan dengan Istisqa, harus dilawan dengan penegakan hukum yang tegas," pungkas Abdul Somad.
(Dyah Ratna Meta Novia)