Kreatifitas adalah faktor lain yang tidak dapat dengan mudah digantikan robot atau mesin. Komputer dapat dengan mudah mengambil alih perkerjaan yang bersifat rutin, pengulangan atau hitung-menghitung. Bahkan dapat dikatakan bahwa komputer akan dapat melakukan tugas tersebut lebih baik dari manusia yang masih dapat melakukan kesalahan dan mempunyai keterbatasan dalam kemampuannya.
Dengan demikian tidak mustahil apabila dengan terus berjalannya revolusi industri 4.0 dunia pekerjaan secara natural akan menyaring SDM yang kompetitif, memperluas kesempatan kerja di area yang memerlukan interaksi dengan manusia. Tidak dapat dengan mudah digantikan oleh AI. Hanya IT yang akan menjadi semakin relevan. Lain itu, akan dialihkan pelaksanaan fungsinya dari manusia ke AI.
Ada dua jenis IT yang saya maksudkan dalam kontekstersebut: pertama, IT sebagai singkatan dari informasi-teknologi yang tentu saja menjadi tulang punggung revolusi industri 4.0. Arti kedua adalah iman dan takwa yang memastikan sustainabilitas dalam segala proses kehidupan manusia.
Terkait makna yang pertama, teknologi informasi tidak lebih dari hal duniawi. Di dalam Alquran surah Luqman ayat 33 Allah Ta’ala mengingatkan, “Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakamu.” Kita telah diingatkan bahwa hal-hal duniawi ini tidak ada habisnya dan hanya akan menyibukkan manusia.
Mengejar sisi ini hanya akan menghadapkan manusia kepada constant competition – persaingan yang tiada habisnya. Menceburi bidang ini memang menawarkan insentif yang sangat menggiurkan, namun juga mengeskpose pelakunya kepada dua hal: (1) //high risk of failure//; dan (2) //high risk of absurdity//. Kita sudahmelalui episode di mananegara-negara di dunia berlomba-lomba untuk menguasai dan menjuarai di bidang IT.
Silicon Valleys bermunculan. Investor dan industri keuangan berlomba-lomba untuk turut mendapat keuntungan dari perusahaan-perusahaan IT. New start-ups yang berubah dari zero menjadi hero dalam waktu singkat. Tidak sedikit juga perusahaan-perusahaan IT yang telah menjadi ‘hero’ kemudian kalah bersaing dengan pendatang baru dan menjadi zero kembali dalam jangka waktu yang tidak kalah singkatnya.
Netscape adalah salah satu contoh perusahaan yang suatu saat dulu mendominasi namun akhirnya kalah total kepada Internet Explorer. Friendster yang akhirnya dikalahkan Facebook. Ketika itu begitu banyak yang terlena, melupakan bahwa if something seems too good to be true, it probably is.