Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Sahabat Yusuf Mansur, Usaha Sampingan Lancar karena Sedekah

Viola Triamanda , Jurnalis-Jum'at, 22 November 2019 |14:10 WIB
Kisah Sahabat Yusuf Mansur, Usaha Sampingan Lancar karena Sedekah
Ilustrasi. Foto: Saga
A
A
A

SEDEKAH sangat dianjurkan dalam Islam, sebab amalan ini membuat rezeki lancar. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak umat Muslim.

Salah satu yang sudah merasakan mukzijat sedekah adalah Muhammad Yusuf (40), pekerja salah satu bank milik BUMN yang gajinya hanya Rp4,5 juta per bulan.

Ia mengisahkan, dengan gaji segitu Muhammad Yusuf bisa ke kantor naik mobil Honda CRV. Ia bahkan sudah naik haji tujuh kali. Setiap Ramadhan suami Siti Umi Khaedaroh ini selalu berangkat umrah.

Bagaimana ia mampu melakukan itu semua? Apakah ia korupsi? "Itulah fitnah yang sering ditimpakan kepada saya," ucap ayah dari Ita (11), Habib (6), dan Fatin (3).

Padahal, pria yang tinggal di Desa Kepuh Kemiri, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, ini termasuk golongan kaum aghniya karena punya bisnis sampingan yang memberikan pendapatan lebih besar daripada pendapatannya sebagai pegawai bank.

"Kalau gaji sebagai pegawai bank hanya cukup untuk operasional sehari- hari," katanya.

Pendapatan terbesar justru dari membuka bengkel, jual beli kayu, dan bisnis lainnya. Semua usaha sampingan itu yang mengerjakan orang lain, baik keluarga atau orang yang dipercayanya.

Usaha yang diseriusinya itulah yang justru paling banyak mengisi rekening dan dompetnya. "Terus terang, usaha saya itu untungnya besar, dan seringkali terasa tak diduga-duga rezekinya, karena sedemikian lancar berjalan," katanya.

Apa kuncinya? Ia mengatakan ini semua karena sedekah. "Saya berusaha untuk tidak menolak setiap orang yang datang meminta bantuan," paparnya.

Bahkan dalam bersedekah, ia berusaha memberikan yang terbaik. la selalu teringat ayat tentang kebajikan yang sempurnya.

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. "(QS Ali Imran: 92)

Pria ini memang dikenal dermawan. la kerap mencari orang-orang soleh yang kurang mampu (seperti guru, modin, dan sebagainya) untuk dihajikan. Ia juga pernah menyelamatkan rumah yatim piatu yang nyaris disegel pihak lain, karena persoalan perdata.

Setiap Salat Jumat, keropak masjid akan ia isi dengan uang terbesar yang ada di dompet. Hari raya kurban pun ia tak ketinggalan menyembelih satu ekor sapi.

Yusuf bersyukur, kesadaran berderma sudah ditanamkan orangtuanya sejak kecil. Apalagi ia disekolahkan di madrasah, mulai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, sampai Madrasah Aliyah.

"Jadi kesadaran dan pengetahuan tentang menafkahkan sebagian harta yang kita cintai sudah ditanamkan baik oleh orangtua maupun guru saya," ujarnya.

Kebajikan yang sudah biasa ia lakukan itu menyebabkan janji-janji Allah mewujud dalam hidupnya. "Yang namanya cari uang itu selalu ada saja. Kalau pas misalnya sedang butuh uang, hampir selalu ada seseorang yang transfer ke rekening saya. Biasanya sih keuntungan dari bisnis yang saya jalani," paparnya.

Muhammad Yusuf mengenal Ustadz Yusuf Mansur sejak 2000. Meski keduanya terpisah oleh jarak, kedua sahabat ini selalu berkomunikasi lewat telefon. "Terakhir saya kontak beliau bulan Maret 2009," katanya.

Ustadz Yusuf senantiasa menanyakan tentang perkembangan program- program sedekah yang Yusuf lakukan. Tentu saja ia jawab semua masih berjalan: seperti menghajikan orang sholeh yang kurang mampu (seperti guru, modin), mengisi kotak amal dengan uang kertas di dompet yang nilainya terbesar, menolong orang yang datang meminta bantuan, dan sebagainya.

"Kalau saya hanya andalkan gaji sebagai karyawan bank, jelas impossible. Tetapi berkat hubungan positif antara sedekah dan usaha sampingan saya, semuanya menjadi mungkin. Saya yakin betul berbisnis dengan Allah tidak akan pernah merugi. Tentu semua itu harus dilandaskan atas keimanan yang baik kepada Allah subhanahu wa ta'ala," ungkapnya.

Demikian dikutip dari Buku Dahsyatnya Sedekah 3, Halaman 288-291

Penulis: Tim Asatidz Daarul Qur’an

Redaksi Okezone menerima foto atau tulisan pembaca berupa artikel tausyiah, kajian Islam, kisah Islam, cerita hijrah, kisah mualaf, event Islam, pengalaman pribadi seputar Islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan Muslim. Dengan catatan foto atau artikel tersebut tidak pernah dimuat media lain. Jika berminat, kirim ke [email protected], cc [email protected].

(Abu Sahma Pane)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement