Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sedihnya Nasib Muslim Cham, Terancam Digusur dari Tepi Sungai Phnom Penh

Dyah Ratna Meta Novia , Jurnalis-Jum'at, 13 Desember 2019 |13:49 WIB
Sedihnya Nasib Muslim Cham, Terancam Digusur dari Tepi Sungai Phnom Penh
Muslim Cham di Kamboja (Foto: Al Jazeera)
A
A
A

Muslim Cham merupakan komunitas muslim minoritas di Kamboja. Mereka kelompok yang terpinggirkan, kurang pendidikan dan perekonomiannya lemah.

Seorang muslim Cham yang bekerja sebagai penjual ikan, Sen Ror, 30 tahun, mengaku dapat menghasilkan pendapatan senilai $7.50 atau sekira Rp100 ribu pada hari yang baik.

 kapal

Namun biasanya ia hanya bisa membawa pulang uang $2.50 atau sekira Rp 25 ribu. Uang yang dia peroleh dari penjualan ikan tersebut ia gunakan untuk membeli makanan untuk empat anaknya dan ayahnya yang sudah lanjut usia.

Namun kata perempuan tersebut, ancaman yang lebih mengerikan adalah Pemerintah Kamboja telah memerintahkan Sen Ror dan ratusan muslim Cham lainnya untuk segera meninggalkan rumah mereka di sepanjang tepi Sungai Phnom Penh.

Sen Ror sendiri tumbuh di Semenanjung Phnom Penh tempat Tonle Sap dan Sungai Mekong bertemu. Dia terpaksa menceraikan suaminya beberapa tahun yang lalu karena kecanduan narkoba sehingga ia sekarang menjadi satu-satunya orang yang memberi nafkah bagi keluarganya.

Akhir bulan lalu, Kepala Distrik Klang Huot memberi komunitas muslim Cham tenggat waktu sepekan untuk pergi dari tepi Sungai Phnom Penh untuk memastikan keamanan, keselamatan, ketertiban, keindahan dan ketertiban umum dan dalam persiapan Asia Europe Meeting (ASEM). Mereka diminta pergi demi menjaga keindahan Ibu Kota Kamboja tersebut.

KTT ASEM akan berlangsung tahun depan di Sokha Hotel, yang terletak di semenanjung di pusat Ibu Kota Kamboja.

Seperti Sen Ror, 77 keluarga lain juga harus pindah. Lebih dari 100 keluarga tambahan merupakan nelayan migran yang tidak boleh kembali ke Phnom Penh seperti yang biasanya mereka lakukan setiap tahun.

Komunitas muslim Cham telah meminta perpanjangan tenggat waktu untuk menemukan tempat baru untuk pindah. Namun mereka belum menerima tanggapan resmi apa pun. Mereka juga tak mempunyai uang untuk membeli sebidang tanah baru.

Cham adalah kelompok etnis minoritas yang tinggal di beberapa bagian Kamboja dan wilayah selatan Vietnam. Mereka merupakan keturunan Kerajaan Champa yang dulunya kuat.

Mereka yang sekarang tinggal di Kamboja sebagian besar adalah muslim. Sedangkan etnis Cham yang tinggal di Vietnam kebanyakan umat Hindu.

Mengikuti perintah dari pihak berwenang, Sen Ror telah membongkar rumahnya. Lalu ia membangun gubuk yang lebih kecil beberapa ratus meter di tepi sungai.

"Kekhawatiran terbesar saya saat ini adalah pihak berwenang akan datang dan menyuruh kami meninggalkan tempat ini," kata Sen Ror.

"Bagaimana jika mereka mengusir kita, ke mana kita akan pergi?" ujarnya penuh kepedihan.

Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (13/12/2019), Sen Ror sedang mempertimbangkan mengambil pinjaman untuk membeli sebuah kapal agar dapat hidup di tepi sungai dan melanjutkan pekerjaannya.

Namun perwakilan komunitas Y You mengatakan, pihak berwenang telah memberitahunya bahwa kapal juga dilarang berada di tepi Sungai Phnom Penh.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement