Seperti dikatakan di awal, zakat ini dimaksudkan untuk menyucikan diri seorang muslim. Tidak hanya itu, zakat juga menyempurnakan ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam salah satu riwayat hadist, Rasulullah SAW bersabda:
فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
Artinya: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkara yang sia-sia dan perkataan yang keji sekaligus sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang-siapa yang menunaikannya sebelum shalat id, maka ia merupakan zakat yang diterima. Dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat id, maka ia termasuk salah satu sedekah (yang sunnah)." (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud).
(Rizka Diputra)