Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kembali Dibuka, Ini 5 Destinasi Wisata Religi di Banda Aceh

Salman Mardira , Jurnalis-Rabu, 17 Juni 2020 |12:49 WIB
Kembali Dibuka, Ini 5 Destinasi Wisata Religi di Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman di pusat Kota Banda Aceh (Foto Hafid Junaidi/bandacaehkota.go.id)
A
A
A

Makam Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda terletak di samping Meuligoe atau Pendopo Gubernur Aceh di Banda Aceh. Iskandar Muda memimpin Kesultanan Aceh Darussalam periode 1607-1636 Masehi. Ia dikenal sebagai raja yang agung penguaya dunia Melayu. Pada masa kepemimpinan, Aceh mencapai puncak kejayaan. Diakui dunia sebagai satu dari lima kerajaan Islam terkuat dan terbesar saat itu bersama Kesultanan Ottoman Turki, Kesultanan Syafawiyah di Persia, dan Kesultanan Moghul di India.

Saat itu, Aceh memiliki kapal perang induk bernama Cakradonya. Portugis yang kewalahan saat berhadapan dengan Aceh kala itu menjuluki kapal Cakradonya sebagai Espanto del Mundo alias Teror Dunia.

ilustrasi

Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh (Okezone.com/Salman Mardira)

Wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh masa Iskandar Muda adalah sebagian Sumatera hingga semenjung Malaysia. Di bawah kepemimpinan Iskandar Muda juga, Aceh pernah menaklukkan Kerajaan Pahang dan putri raja Pahang kemudian dijadikan tawanan lalu dinikahi oleh Iskandar Muda.

Baca juga: Hikayat Raja Perkasa Penguasa Negeri Bawah Angin

Nama besar Iskandar Muda yang melegenda, menyedot para wisatawan berziarah ke makamnya. Sultan Iskandar Muda kini dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Namanya diabadikan pada beberapa jalan di Tanah Air dan bandara terbesar di Aceh.

Makam Syiah Kuala

Makam Syiah Kuala juga jadi salah satu objek religi yang sering diziarahi orang-orang. Letaknya di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, hanya tepaut puluhan meter dari bibir pantai.

Teungku Syiah Kuala adalah nama julukan dari Syekh Abdurrauf bin Ali Alfansuri as-Singkili, ulama besar Aceh yang masyhur hingga Asia Tenggara dengan kealiman dan ilmu-ilmunya.

Menurut riwayat, Teungku Syiah Kuala hidup pada 1591-1696 Masehi. Ia pernah belajar Islam ke Arab Saudi, kemudian kembali ke Aceh menyiarkan agama Allah. Ia mendirikan dayah atau pondok pesantren di Deah Raya, pelajar dari berbagai daerah termasuk luar negara datang berguru padanya.

ilustrasi

Makam Teungku Syiah Kuala di Banda Aceh (Okezone.com/Salman Mardira)

Selain sebagai ulama, Syiah Kuala juga diangkat menjadi Kadhi Malikul Adil atau hakim agung Kesultanan Aceh selama 59 tahun. Jabatan itu diembannya pada masa kepemimpinan empat ratu, yakni Sultanah Safiatuddin Syah (1641-1645 M), Sultanah Naqiatuddin Syah (1675-1678 M), Sultanah Zakiatuddin Syah (1678-1688 M) dan Sultanah Kamalat Syah (1688-1699 M).

Baca juga: Jejak Teungku Syiah Kuala di Serambi Mekkah

Makam Syiah Kuala pernah diterjang tsunami pada 26 Desember 2004, hingga nisannya sempat berantakan. Kini lokasi tersebut sudah dipugar. Banyak peziarah datang bukan hanya dari Aceh, tapi juga daerah lain seperti Sumatera Barat, Jakarta bahkan luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Arab, Vietnam dan Australia.

Nama besar ulama ini kini ditabalkan di Universitas Syiah Kuala, kampus negeri terbesar di Aceh.

(Salman Mardira)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement