Sudah menjadi tabiat manusia, ketika tengah bergelimang suka cita, bermandikan bahagia, mereka lupa siapa yang memberi kebahagiaan. Mereka sering beranggapan bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil usaha dan kerja kerasnya an sich. Mereka lupa, bahwa dalam setiap usaha yang mereka lakukan, ada faktor penentu yang sering tidak diperhitungkan, yaitu izin Allah Swt.
Ya, izin Allah adalah faktor X yang menjadi penentu dari setiap rencana manusia. Sematang apapun rencana manusia, katakanlah 99% menurut perhitungan manusia akan berhasil, jika Allah tidak mengizinkan, maka yang 1% sisanya dapat menggagalkan. Ini yang sering tidak disadari manusia. Kebahagiaan yang mereka rasakan sering membutakan matahati mereka, sehingga melupakan Sang Pemilik dan Pemberi kebahagiaan, yakni Allah SWT.
Di sisi lain, ketika bermacam cobaan, musibah, dan penderitaan terus-menerus mendera, barulah manusia mengingat Allah yang selama ini mereka lupakan. Tak henti-hentinya mulut mereka memohon dan berdoa kepada Allah agar segera diberi kemudahan dan jalan keluar dari segala cobaan dan penderitaan yang sedang dialaminya.
Ironi, di saat senang mereka lupa kepada Allah, seolah Allah begitu jauh dari kehidupan mereka. Tetapi, begitu kesusahan datang, barulah mereka mengingat-Nya, dan merasakan bahwa Allah begitu dekat dengan mereka.
Padahal, sejumlah keterangan ayat dan hadis di atas, secara tegas dan jelas menyatakan bahwa Allah sangat dekat dengan kehidupan kita.
So, ingatlah Allah setiap saat, baik dalam suka maupun duka, bahagia maupun derita, senang maupun susah. Karena Allah sangat dekat, Allah Maha Dekat.
(Salman Mardira)