“Kalau sudah mengenal dunia internet, manusia bisa sombong. Sehingga bisa fatal akibatnya. Sehingga jika ingin mencari yang aman seperti ulama-ulama besar, maka diperbolehkan," kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, terdapat martabat saat berguru. Martabat ialah kedudukan bagi seseorang terhadap gurunya. Martabat tertinggi ialah martabat thalqi, yaitu bertemu secara langsung. Martabat berikutnya adalah mengambil kutipannya, untuk menuntut ilmu.
Jika ia tidak sempat menghadiri majelisnya, kemudian ia melihat rekamannya melalui video dan mempelajarinya, maka sudah berarti menjadi ia muridnya, boleh mengamalkan ilmu-ilmunya sepanjang ilmu tersebut bersumber dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun soal ijazah ilmu, Buya Yahya punya jawaban sendiri.
“Yang namanya ijazah itu hanyalah pengikat antara guru dan muridnya. Jadi itu kelebihan adanya ijazah dalam Islam. Amalannya boleh dibaca, baik doa-doanya, maupun zikir-zikirnya dapat diamalkan. Dan sebaik-baiknya amalan adalah istiqamah, Anda tekuni dan istiqamahi ilmunya," pungkas dia.
(Rizka Diputra)