Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Muslimah Makedonia Ini Tidak Menyangka Bisa Berhaji, Bagaikan Mimpi

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 30 Juli 2020 |17:27 WIB
Muslimah Makedonia Ini Tidak Menyangka Bisa Berhaji, Bagaikan Mimpi
Kakbah di Kompleks Masjidil Haram, Kota Makkah, Arab Saudi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PEMERINTAH Arab Saudi tahun ini tetap menyelenggarakan ibadah haji, meski masih terjadi pandemi virus corona (covid-19) secara global. Jumlah jamaah haji pun dipangkas menjadi sangat terbatas yakni hanya 10.000 orang.

Dari kuota jamaah haji tersebut, 70 persen diberikan kepada warga negara asing (WNA) atau ekspatriat yang telah bermukim di Arab Saudi. Sedangkan sisanya 30 persen untuk penduduk lokal.

Baca juga: Wukuf di Arafah, Jamaah Haji Jaga Jarak dan Pakai Masker 

Kondisi kesehatan sehat walafiat dan terbebas dari covid-19 menjadi syarat utama bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Hal itu harus dibuktikan melalui sejumlah tes dan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satu orang yang mendapat izin menunaikan ibadah haji tahun ini adalah Hamide Halimi, wanita asal Makedonia yang telah tinggal di Kota Riyadh selama enam tahun.

"Saya telah memimpikan haji sejak datang ke sini dan itu akhirnya terwujud," kata Hamide Halimi, dikutip dari Arabnews, Kamis (30/7/2020).

"Dalam kelompok saya ada 20-an wanita. Sepanjang perjalanan ibadah haji ini, saya hanya bersama wanita. Dari hotel ke Miqat dan Haram, kita semua wanita. Bahkan para wanita yang datang dengan suaminya, harus tetap dengan para wanita. Jadi ini pengalaman persaudaraan yang luar biasa," lanjutnya.

Halimi sangat senang pihak berwenang telah mengatur para wanita untuk bisa berada paling dekat dengan Kakbah untuk melakukan tawaf (mengelilingi).

Selama kunjungan sebelumnya untuk melakukan umrah, Halimi mengelilingi Kakbah dari lokasi yang sangat jauh akibat kondisinya yang sangat ramai. Ia pun harus melakukan tawaf dari lantai atas Masjidil Haram.

Halimi tidak percaya bisa sangat dekat dengan Kakbah saat melakukan tawaf qudum kemarin. "Itu adalah momen nyata, saya tidak pernah bisa membayangkan terjadi."

"Tahun lalu pada Hari Arafah, saya berdoa agar bisa berhaji dan tidak membebani siapa pun. Dan begitulah yang terjadi. Bagaimana bisa terjadi? Setiap orang yang melakukan haji pasti tidak menyangka. Saya pun kehilangan kata-kata," ungkapnya.

Baca juga: Jamaah Haji Wukuf di Tengah Suhu 41 Derajat Celsius 

Ia kemudian menjelaskan tentang gelang pelacak yang diberikan kepada para jamaah haji. "Ketika kami pergi ke pusat kesehatan, kami melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan kemudian pada akhirnya kami juga diuji terkait virus corona. Kami diberi gelang yang terkait dengan aplikasi yang dipasang di ponsel dan melacak isolasi Anda setiap hari," tambah Halimi.

Dia mengatakan bahwa semua jamaah mematuhi aturan dan pedoman menjaga jarak sosial (physical distancing). "Setiap kelompok terdiri dari antara 20–30 jamaah."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement