“Kita terkadang enggak mau cari keahlian, Nabi Adam saja diajarkan keahlian sama Allah, sampai usia 1.000 (tahun). Biar apa? Biar punya keahlian sampai menurun pada anak cucunya. Hidup jangan terlalu santai,” kata pendakwah ini.
Intinya, Islam tidak mengajarkan pemeluknya hanya semata-mata mengejar kesenangan dunia, namun lebih kepada ikhtiar yang maksimal untuk menggapai kesuksesan. Selanjutnya keberhasilan akan diperoleh setimpal dengan jeripayah yang sudah dilakukan.
Dengan bekerja keras, kita akan mampu meraup keuntungan dan mencapai kesuksesan, yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali untuk membantu orang lain, atau memberangkatkan haji atau umrah untuk keluarga seperti orangtua, kerabat, bahkan untuk diri sendiri.
“Jangan lupakan bagian kita di dunia, tentu dengan usaha, bukan dengan santai. Kenapa banyak dari kita yang kalah sukses? Karena enggak mau usaha,” pungkasnya.
(Rizka Diputra)