Teuku Wisnu Baca Alquran Surah Al-'Ankabut Ayat 34, Begini Tafsirnya
AKTOR sekaligus presenter Teuku Wisnu membaca Alquran Surah Al A’nkabut ayat 34 yang mengisahkan tentang Allah Subhanahu wa ta’ala mengazab kaum Nabi Luth yang suka berhubungan sesama jenis atau praktik homoseksual.
Video aktivitas itu diunggahnya di akun Instagram @teukuwisnu seperti dikutip, Minggu (16/8/2020). Suami Shireen Sungkar ini tampak lancar membaca ayat Alquran dengan irama muratal, suaranya juga merdu.
Baca juga: Apakah Bulan Sabit dan Bintang Simbol Islam?
Selain membaca ayat Alquran, Teuku Wisnu juga membaca terjemahan langsung.
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik” (Ankabut : 34)
Dalam keterangan videonya, Wisnu mengajak muslim berlindung kepada Allah dari kefasikan.
“Ayat ini konteksnya adalah kisah kaumnya Nabi Luth yang melakukan tindakan di luar fitrah manusia, yakni hubungan sesama jenis,” tulis Wisnu.
Seperti tafsir Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi:
“Maka para malaikat memerintahkan Luth untuk pergi di malam hari membawa keluarganya selain istrinya. Ketika tiba pagi harinya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala membalik negeri mereka, Dia menjungkirbalikkan bagian atas ke bawah dan penduduknya dihujani batu dari tanah yang keras secara bertubi-tubi sehingga mereka semua binasa, maka jadilah mereka bahan pembicaraan dan pelajaran bagi generasi setelah mereka.”
Mungkin gempa adalah pergerseran dua lempeng bumi secara tiba-tiba sehingga timbul goncangan hebat. Mungkin banjir adalah lebihnya volume air dari kapasitas saluran yang ada.
“Segala bencana alam bisa dijelaskan secara saintifik. Seakan bencana adalah fenomena acak yang mengenai daerah yang tak tentu. Tapi kita sering lupa penjelasan tersebut hanya terbatas “bagaimana” bisa terjadi, tapi tidak menjawab “mengapa” terjadi,” tulis Wisnu.
“Dari tafsir ayat ini kita paham, bahwa di balik bencana ada pelajaran yang bisa diambil. Pada kisah ayat ini, kaumnya Nabi Lut yang menyalahi fitrahnya dengan menggauli sesama jenis. Negeri mereka dijungkir balikan, hingga rata dengan tanah, sebagai tanda, sekarang apakah kita mau mengambil pelajaran?”
(Salman Mardira)
