Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam dan 1 Suro di Indonesia

Muhammad Hafizh Arya Pradana , Jurnalis-Rabu, 19 Agustus 2020 |23:39 WIB
5 Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam dan 1 Suro di Indonesia
Kebo Bule (Foto: Solopos)
A
A
A

Seluruh umat muslim di dunia menyambut tahun baru islam pada 1 Muharram, tak terkecuali masyarakat Indonesia.

Banyaknya keragaman budaya di Indonesia membuat beberapa masyarakat menyambutnya dengan berbagai cara sesuai dengan adat daerah masing-masing.

Berikut beberapa perayaan di nusantara dalam menyambut tahun baru Islam 1 Muharram.

1. Kirab Kebo Bule

Tradisi unik untuk menyambut tahun baru Hijriyah ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh warga Surakarta. Dalam pelaksanaannya, beberapa ekor kebo bule (kerbau berwarna putih) akan diarak keliling kota. Kerbau bule yang digunakan dalam tradisi ini dipercayai merupakan turunan kebo bule Kyai Slamet yang dianggap keramat.

Dalam tradisi arak-arakan ini, kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab), diikuti oleh para keluarga keraton yang membawa pusaka, kemudian barisan warga Surakarta mengikuti arak-arakan di belakangnya.

Uniknya, warga akan berlomba-lomba menyentuh badan kebo bule dan berebut untuk mendapatkan kotorannya yang dipercaya dapat membawa berkah.

2. Upacara Tabot

Tradisi berikutnya berasal dari Bengkulu, upacara tabot namanya. Upacara ini dirayakan oleh masyarakat Bengkulu untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib.

Mulai dari 1 Muharram hingga 10 Muharram akan digelar upacara tradisional atau Festival Tabot dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam. Upacara Tabot sudah ada sejak tahun 1685 dan dilakukan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.

Masyarakat percaya, apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan menimpa mereka.

3. Mubeng Beteng

Tradisi yang berasal dari Yogyakarta ini merupakan simbol refleksi dan introspeksi diri orang Jawa pada malam 1 Suro Tahun Baru. Mubeng Beteng juga biasa disebut dengan Lampah Mubeng, di mana dalam pelaksanaannya, semua peserta akan mengelilingi Kompleks Keraton Yogyakarta dengan jarak yang ditempuh kurang lebih 5 kilometer dan dilakukan tanpa berbicara, bersuara, makan, minum ataupun merokok.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement