Nah, setelah mengadu kepada Allah, barulah ia musyawarakan urusannya/masalahnya dengan manusia. Tapi tidak semua manusia diajak musyawarah, hanya 1-2 orang atau beberapa orang saja yang kira-kira bisa membantu memberikan solusi dan nasihat atas masalah dan bebannya. Misalnya ustaz, ortu, sahabat, ahli psikologi.
Itupun ketika musyawarah, ia tampakkan kepada manusia wajah yang tegar, dia hanya butuh masukan dan solusi bukan belas kasih mereka, karena hanya Allah yang dia harapkan kasih sayang-Nya.
Setelah itu ia jalani solusi dengan memohon pertolongan Allah.
Apapun hasilnya itulah takdir terbaik baginya, yang penting sudah berusaha, Allah sangat sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayi dalam buaian setelah terpisah lama.
(Vitrianda Hilba Siregar)