3. Khawarij
Asal kata Khawarij adalah Kharijiy yang berarti keluar. Pada sejarahnya aliran khawarij, seperti yang ditulis di atas, merupakan aliran yang tidak setuju dengan adanya perdamaian antara Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah saat perang siffin. “Yang dimaksud Khawarij itu dia yang keluar dari dari golongan sayidina Ali, dia yang keluar dari golongan Nabi Muhammad,” sambung Ustadz Rizki Nugroho.
Mereka menganggap Ali serta orang – orang yang menyetuji perjanjian tersebut mendapatkan dosa besar, maka orang tersebut dapat dikatakan orang yang kafir. Mereka juga menganggap orang-orang yang seperti itu halal darahnya.
Menurut Farid Zainal Effendi, orang-orang khawarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Mereka juga menyebut, orang yang tidak sepaham dengan mereka maka anak, istri mereka boleh ditawan, dijadikan budak atau dibunuh, menurut khawarij Al Azariqoh, sedangkan tidak untuk khawarij Al Ibadiyah, mereka bukan mukmin dan bukan kafir, maka membunuh mereka adalah haram. Tidak hanya itu, mereka berpendapat bahwa surat Yusuf bukan termasuk dalam Alquran, karena mengandung cerita cinta.
4. Mutazilah
Menurut buku yang ditulis Harun Nasution, Mutazilah adalah golongan yang membawa persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofi. Artinya dalam membahas persoalan persoalan agama, kaum Mutazilah lebih banyak menggunakan akal yang lebih bersifat rasional. Mereka juga mendapat julukan sebagai “kaum rasionalis islam”
Awalnya, Wasil bin Atha dan seorang temannya Amr bin Ubaid diusir oleh Hasan al Basri (guru Wasil dan Amr bin Ubaid) karena terdapat adanya perselisihan di dalam Majlisnya tentang persoalan orang yang berdosa besar. Akhirnya Hasan Al Basri mengatakan “Wasil menjauhkan dari kita, (I’tazala’anna). Dengan demikian dia serta teman-temannya, kata Al Syaharastani, disebut kaum Mu’tazilah.
Aliran dalam islam ini berpendapat bahwa, orang islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin, akan tetapi berada di antara keduanya. Mereka hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui Mi’raj nya ke langit. Selain itu mereka tidak percaya akan Azab kubur, malaikat pencatat amal, Arsy dan kursi Allah. Selain tidak percaya ada azab kubur, mereka juga tidak percaya dengan adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan amal), dan syafaat nabi di Hari Kiamat.
5. Murjiah
Masih dalam buku Aliran dalam Islam, Murjiah berasal dari Kata Irja yang artinya menangguhkan. Murjiah muncul pada abad pertama hijriah, yang muncul karena perbedaan dua pendapat, yaitu syiah dan khawarij. Kaum syiah mengkafirkan para sahabat, yang menurut mereka menghina ke Khalifahan dari Ali. Sedangakan kaum Khawarij, mereka mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Maka pada saat itulah muncul golongan umat islam, yang menjauhkan dari hal kafir mengkafirkan kedua keompok tersebut.