JAKARTA - Islam sudah tegas melarang mengkonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras. Namun faktanya masih banyak yang meminumnya bahkan kecanduan. Lantas bagaimana mengatasinya.
Nah, sebuah kelompok Muslim di New York mencoba mengatasinya dengan cara Islami Milati. Cara ini menggabungkan pendekatan spiritual Islam dengan langkah penanggulangan kecanduan.
Program Islami Milati digelar Masjid Islamic Brotherhood di kota New York, setiap Selasa dan Kamis malam. Di masjid berdinding hijau ini, enam hingga 10 orang Muslim biasanya berkumpul mengikuti program itu. Pertemuan selama 90 menit tersebut biasanya dimulai dengan pembacaan Quran, sebelum akhirnya membahas kecanduan para pesertanya terhadap narkoba dan alkohol.
Yunus Aburachman, seorang pesertanya, mengatakan, ia sudah dua tahun terbebas dari narkoba dan alkohol sejak mengikuti program itu.
Baca Juga: Fenomena Tren Nikah Muda, MUI Duga Dipicu Maraknya Film Porno
“Alhamdulillah, karena Allah membukakan pintunya untuk saya. Kalau kita benar-benar meminta pertolongan, pertolongan itu pasti ada. Islami Milati mengerti latar belakang saya, dan program ini menyadarkan saya dari ketersesatan selama ini," katanya sebagaimana dikutip VOA Indonesia, Kamis (18/3/2021)
Pria keturunan Afghanistan ini mengaku pernah mengikuti program serupa namun gagal. Ia merasa program penanggulangan kecanduan yang pernah diikutinya, Alcoholics Anonymous (AA) dan Narcotics Anonymous (NA), kurang sesuai untuk dirinya yang memiliki latar belakang pendidikan agama Islam yang kuat.
Baca Juga: Tren Cukur Alis Mata dan Tato di Kalangan Muslimah, Begini Pendapat Ulama
Lewat Islami Milati, ia merasa kembali menemukan jati dirinya sebagai Muslim. Ia bisa kembali beribadah dan mempelajari agamanya secara lebih dalam. Yang juga tak kalah penting, ia bisa kembali ke keluarganya yang pernah membuangnya karena kecanduan dan perilakunya yang buruk.
Muhammed Syafik, salah seorang konsultan program Islami Milati, mengatakan, seperti halnya komunitas-komunitas lain, kasus kecanduan alkohol dan narkoba di kalangan Muslim relatif tinggi. Sayangnya, banyak komunitas Muslim cenderung menghindar atau bahkan angkat tangan bila berhadapan dengan kasus kecanduan.
“Kecanduan itu sesuatu yang umum terjadi. Sayangnya komunitas Muslim pada umumnya tidak sensitif terhadap masalah ini mengingat Islam memang melarang minuman beralkohol dan narkoba. Di negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, yang mayoritas penduduknya non-Muslim, banyak Muslim yang mudah tersesat. Para pemuda Muslim, contohnya, berusaha sedemikian rupa menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya. Jika kebetulan mereka berada dalam lingkungan yang keliru, mereka akan dengan mudah terbawa arus atau tersesat," katanya.