TORONTO - Istiqlal Islamic Center of Toronto (IICT) begitu nama masjid di Kanada, tepatnya di Toronto yang sedang diupayakan Masyarakat muslim Indonesia segera hadir. Namun saat ini masih dibutuhkan lagi dana sekitar Rp3 miliar untuk mewujudkannya.
Saat ini masyarakat muslim Indonesia di Kanada memang sedang berupaya mendirikan masjid dan gedung pusat keislaman yang juga tempat mengenalkan budaya Indonesia.
Nah, saat ini proses akuisisi gedung yang disiapkan untuk masjid masih sedang berlangsung dan Insya Allah akan direalisasikan Ramadhan ini segera tuntas.
Baca Juga:Â Ramadhan 1945 Menu Sahur Bung Karno-Bung Hatta hanya Ada Sarden, Telur dan Roti
Ketua Dewan IICT Subhan Bushar mengatakan, proses akuisisi gedung bekas gereja itu sudah berjalan lebih dari sekitar 60% dan panitia sudah menerima donasi dari masyarakat muslim di Kanada dan Amerika Utara maupun Tanah Air sekitar Rp4 miliar. Adapun dana yang dibutuhkan lagi sekitar Rp3 miliar.
“Harga bangunan itu kalau dirupiahkan sekitar Rp7 miliar dan harus dibayarkan paling lama 29 April 2021 nanti, atau 17 Ramadan 1442 Hijriah. Kita berharap dukungan para donatur memaksimalkan keberkahan bulan suci Ramadan menyisihkan rezekinya untuk melengkapi kekurangan dana itu,” katanya di Toronto, Kanada, kemarin.
Dukungan dari pemerintah Indonesia, terutama Presiden Joko Widodo juga sangat diharapkan di samping bank-bank syariah untuk mewujudkan masjid Indonesia pertama di Kanada itu. IICT nantinya akan menjadi salah satu ujung tombak mengenalkan syiar Islam Indonesia yang dikenal di seantero dunia sebagai umat yang menjunjung tinggi ketertiban, ramah dan gemar menolong.
Baca Juga:Â Sersan Mayor Kopassus Durman Teguh Berpuasa di Tengah Desing Peluru Operasi Seroja Timor-Timur
Di pusat keislaman ini juga akan dijadikan tempat pendidikan yang dilengkapi dengan perpustakaan, kegiatan pemberdayaan ekonomi umat, dan berbagai pelatihan. “Tentunya bahasa pengantarnya adalah Bahasa Indonesia agar anak-anak Indonesia di sini yang merupakan generasi kedua dan ketiga tetap fasih menggunakan bahasa ibunya,” tambah dia.
Pria yang merupakan ahli perminyakan itu mengungkapkan, nama Istiqlal dipilih karena mengingatkan dengan masjid agung di Indonesia. Selain itu, hanya Indonesia yang menjadikan Istiqlal menjadi nama masjid. Masjid yang memiliki dua lantai ini bisa menampung 200 orang jamaah. Lantai satu yaitu hall akan dijadikan tempat shalat dan lantai dasar menjadi tempat serbaguna, yakni belajar mengaji, kegiatan sosial dan budaya.
Setelah menjadi pusat keislaman nanti, bangunan eks gereja ini juga tidak akan banyak diubah karena sudah sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan, seperti fasilitas kantor, perpustakaan dan dapur. Bentuk bangunan di luar juga akan dibiarkan sebagaimana bentuk aslinya sesuai dengan zoning worship place. “Kita sangat bersyukur karena setelah kita lakukan pengungkuran, gedung ini tepat mengarah ke Kakbah sehingga kita tidak perlu mengubah arah tempat shalat dan tempat imam ke kiblat. Tinggal menggelar karpet saja,” imbuhnya pula.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran