JAKARTA – World Giving Index (WGI) edisi 10 memasukkan Indonesia dalam daftar 10 negara dermawan di dunia. Hal ini dapat dijadikan sebagai modal yang kuat kebangkitan Indonesia.
Indonesia sebagai negara dengan potensi bencana yang tinggi memaintenance masyarakat untuk saling berkontribusi. Selain itu, indek tersebut didukung juga oleh tradisi gotong-royong dan konsep-konsep kedermawanan dalam agama.
“Kita harus bersyukur, tapi memasuki masa pandemi ini tantangannya juga semakin berat, karena itu konteks filantropi atau kedermawanan itu harus kita definiskan lagi,” ungkap Ketua LazisMu Pusat Hilman Latief dikutip dari laman Muhammadiyah, Ahad (2/5/2021).
Baca Juga:Â Ustaz Yusuf Mansur Bareng Polda Metro Ingatkan Warga Raih Lailatul Qadar dengan Tidak Mudik
Definisi ulang tersebut dimaksudkan supaya kedermawanan tidak hanya ditafsirkan hanya dalam bentuk materi atau fisik saja. Menurut Hilman, selain kedermawanan dalam bentuk materi, orang juga bisa menunjukkan kedermawanannya dengan cara ikut terlibat dalam menyelesaikan persoalan.
Terkait dengan SDG’s (Sustainable Development Goals) sebagai tujuan yang ingin dicapai oleh LazisMu, Hilman menjelaskan, SDG’s sebagai tujuan yang bisa diukur karena sudah ada patokannya yang perlu dirujuk. Tetapi dalam pelaksanaan, LazisMu harus tetap bisa memformulasikan supaya melibatkan orang lebih banyak.
Baca Juga:Â Apa Hukum Orang yang Membatalkan Puasa Tanpa Udzur
“Mereka bisa jadi tidak menyumbang uang, tapi mereka punya banyak tenaga, punya banyak waktu dan dedikasi. Mereka menjadi volunteer aktif. Saling mendorong, saling membantu,” imbuhnya
Menurutnya, semangat anak muda tersebut harus difasilitasi sebagai usaha mentradisikan semangat voluntarisme itu. Hal itu menjadi hal yang sangat penting dalam filantropi. Voluntarisme sebagai perilaku yang kemudian menjadi tradisi, sehingga ini perlu langkah edukasi sejak dini. Karena itu LazisMu membuat program volunteer cilik.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran