JAKARTA - Salah satu ujian hidup adalah mengalami sakit dan siapapun akan mengalaminya. Hal ini adalah perkara hidup yang tak disukai manusia. Manusia lebih suka dengan perkara yang menyenangkan hati. Namun bagi orang mengerti hikmah di balik sakit ternyata dapat menggugurkan dosa jika bersabar dan menerima keadaaan.
Allah ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفۡسٍ ذَآٮِٕقَةُ الۡمَوۡتِؕ وَنَبۡلُوۡكُمۡ بِالشَّرِّ وَالۡخَيۡرِ فِتۡنَةً ؕ وَاِلَيۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ
Kullu nafsin zaaa'iqatul mawt; wa nablookum bishsharri walkhairi fitnatanw wa ilainaa turja'oon
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).
Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: