BESOK, Kamis 10 Juni 2021, dilaporkan akan terjadi fenomena alam langka gerhana matahari cincin. Tapi fenomena alam langka ini tidak bisa disaksikan dari langit wilayah Indonesia. Hanya dapat disaksikan di bagian utara Bumi, yakni Pulau Ellesmere dan Baffin (Kanada), serta kawasan Siberia (Rusia). Kemudian di beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Wilayah lain seperti Greenland, Irlandia, Eropa, Rusia, negara Asia Tengah serta China bagian barat bisa menyaksikan gerhana matahari cincin ini jika cuaca memungkinkan.
Baca juga: Ini Tata Cara Sholat Gerhana Matahari
NASA menegaskan tidak aman melihat langsung gerhana matahari. Mereka pun mengingatkan agar masyarakat tidak menyaksikan langsung gerhana matahari cincin ini tanpa alat bantu seperti kacamata gerhana.
Gerhana tersebut merupakan salah satu fenomena yang cukup langka. Selain itu, ternyata gerhana juga sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Seperti dilansir laman Sindonews, pada masa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassallam, setidaknya terjadi 8 kali gerhana, yakni 3 kali gerhana matahari dan 5 kali gerhana bulan.
Namun apabila ditinjau lebih dalam, ketika gerhana matahari atau gerhana bulan datang, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam melaksanakan sholat sunah gerhana. Berikut ini adalah rincian ketika gerhana terjadi delapan kali pada masa tersebut.
1. Gerhana bulan (625)
Pada tahun ini adalah dilakukannya sholat gerhana untuk kali pertamanya di masa Nabi Muhammad Shallallhu 'alaihi wassallam. Kala itu bertepatan dengan 10 atau 11 Jumadil Akhir tahun ke-4 hijriah. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
عن عائشة - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قالت: جهر النبي - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - في صلاة الخسوف بقراءته
Artinya: "Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menjaharkan suaranya dalam sholat khusuf." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Gerhana bulan (626)
Saat itu gerhana bulan terjadi di waktu Subuh pada tahun 626 masehi. Jika dikonversikan menggunakan komputer, pada tanggal tersebut jatuh pada 22 Dzulhijjah tahun ke-4 hijriah.
Gerhana bulan yang terjadi hanya parsial (sebagian), menjelang waktu Subuh hingga Subuh berakhir. Bahkan ketika bulan tenggelam masih dalam keadaan gerhana. Kemudian waktu gerhana ini sangat luas dengan waktu tenggelamnya sekira 2 jam.
Gerhana tersebut merupakan waktu di mana kaum Muslimin lebih banyak di rumah atau masjid untuk melakukan qiyamulail. Bahkan umat Islam biasanya masih melakukan zikir setelah Subuh. Sehingga fenomena ini terabaikan.
3. Gerhana matahari mini (627)
Gerhana yang kedua adalah gerhana matahari mini, jatuh bertepatan pada 26 Dzulqaidah tahun ke-5 hijriyah. Namun sangat kecil dan jelas tidak mungkin terasa, karena persentase piringan matahari yang tertutup bulan hanya 2 persen. Meski gerhana ini berdurasi 32 menit 4 detik,akan tetapi nyaris tidak akan terasa.
Namun sayangnya saat itu tidak ada riwayat bahwa di tahun itu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam melaksanakan sholat gerhana. Boleh jadi ketika tidak mendapatkan riwayat bahwa Nabi melakukan sholat gerhana saat fenomena tersebut karena terlalu parsial hanya 2 persen saja.
Baca juga: Tidak Melihat Langsung Gerhana, Wajibkah Melaksanakan Sholat?
4. Gerhana bulan (628)
Gerhana bulan satu ini terjadi dalam durasi 2 jam 7 menit 1 detik. Meski besar gerhana saat itu sudah 31 persen, namun waktunya terjadi saat maghrib tiba. Di mana umat Islam tengah menjalankan Sholat Maghrib di masjid. Jika dikonversikan, diperkirakaan jatuh pada hari Selasa 10 Dzulqaidah tahun ke-6 hijriah.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran