KIAI Haji Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym mengatakan berbicara adalah sebuah aktivitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Kegiatan tersebut menjadi sarana bagi individu untuk bertukar informasi dan saling berinteraksi.
Aa Gym menerangkan, dalam setiap hubungan sosial atau hablumminannas, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebagai suri teladan umat Islam senantiasa mengedepankan etika, termasuk ketika sedang berbicara. Maka itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lantas, apa saja etika berbicara yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam? Berikut lima di antaranya, seperti dikutip dari kanal YouTube Daily Vlog Aa Gym, Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Rezeki Seret? Aa Gym Bagikan Solusinya
1. Fokus
Hal pertama dan perlu sekali untuk diperhatikan adalah fokus dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang selalu fokus sehingga siapa saja yang sehabis berbincang dengan beliau selalu merasa puas.
"Sudah menjadi sifat alamiah manusia bahwa manusia ingin selalu didengarkan. Namun sebelum didengar, sudahkah diri sendiri menjadi pendengar yang baik? Maka yang perlu dilakukan adalah fokus terhadap lawan bicara dan terlebih isi pembicaraan," ungkap Aa Gym.
2. Menjaga postur tubuh
Saat berbicara, perlu juga memerhatikan postur dan gestur tubuh. Hal ini karena terkadang sikap ataupun posisi badan seakan memberikan pesan tersendiri bagi lawan bicara.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajarkan umatnya untuk menghindari posisi kaki yang diangkat, lalu tangan yang mengesankan sombong karena berkacak pinggang atau memasukkannya kedalam saku. Hal itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada lawan bicara.
Baca juga: Aa Gym Ajarkan 5 Amalan Pembuka Pintu Rezeki, Yuk Dipraktikkan
3. Bicara secukupnya
Saat sedang berbicara, terkadang mungkin menjadi melebar ke mana-mana. Apalagi jika topik pembicaraan tersebut dirasa menyenangkan dan lawan bicara juga memberikan respons serupa.
"Namun etika berbicara bagi seorang Muslim yang ditunjukkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam justru sebaiknya menyedikitkan bicara atau bicaralah secukupnya. Hal ini karena ketika seseorang terlalu banyak dan keasyikan bicara malah bisa menjadi bumerang bagi dirinya apabila kalimat yang terucap malah mengesankan hal yang negatif seperti ghibah atau malah membuka aib diri sendiri," jelas Aa Gym.
4. Hindari kata-kata rumit dan sulit
Terkadang seseorang memilih menggunakan bahasa kiasan atau mungkin bahasa yang mengesankan bahwa ia adalah sosok yang berilmu. Selain dapat menimbulkan ujub atau kesombongan dalam hati, hal itu sangat bertentangan dengan etika berbicara yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
Justru umat muslim dianjurkan untuk menghindari kata-kata yang rumit dan sulit, sehingga lawan bicara menjadi lebih mudah untuk mencerna dan menerima informasi yang disampaikan.
Baca juga: Aa Gym Beberkan Ciri-Ciri Orang Jujur, Adakah pada Diri Kita?
5. Jangan berbicara terlalu khusus
Hal ini mungkin banyak terjadi ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat terutama kaum muda-mudi. Perwujudan dari bicara terlalu khusus ini adalah seperti memaksakan penggunaan suatu bahasa daerah atau bahasa pergaulan tertentu.
"Semisal seorang dari Suku Sunda sedang berbicara dengan teman yang berasal dari Jakarta. Janganlah memaksakan untuk berbicara 'lo gue' atau malah menggunakan bahasa Sunda. Hal itu selain tentu akan menyulitkan proses berkomunikasi, juga bisa saja menimbulkan kesan eksklusivitas diri, terlebih apabila saat berbicara dalam grup," pungkas Aa Gym.
(Hantoro)