"Pesantren saya sudah jadi. Lengkap, bangunannya luas, bertingkat. Ada pula eternitnya," kata kiai tersebut.
"Eternit?" tanya Gus Dur. "Setiap bangunan kan memang ada eternitnya?" lanjutnya.
"Lho, masak Gus Dur tidak tahu? Itu lho yang pakai komputer," jawab kiai tersebut.
Baca juga: Ketika Gus Dur Cerita Manusia Tidak Mau Akur Itu Bukan Manusia, tapi Unta