MEMBERI maaf adalah salah satu tindakan mulia menurut ajaran agama Islam. Tapi ternyata ini dirasa cukup sulit dilakukan oleh sebagian umat manusia. Terlebih lagi jika telah merasa sakit hati terhadap kesalahan orang yang berbuat zalim.
Islam sendiri adalah agama yang senantiasa menganjurkan Ukhuwah Islamiyah atau mempererat tali persaudaraan sesama manusia. Salah satu faktor yang dapat merekatkannya adalah sikap saling memaafkan dan berbesar hati terhadap setiap hal.
Baca juga: Bacaan Ayat Kursi Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Namun terkadang ada sejumlah kesalahan atau kezaliman yang melampaui batas sehingga rasanya sangat sulit bagi memaafkan. Suka tidak suka, hal itu adalah manusiawi. Lantas, apa hukum jika tidak memaafkan kesalahan orang lain?
Ustadz Abdul Kaafi dalam ceramahnya di acara 'Cahaya Hati Indonesia' iNews TV menjelaskan hal itu dalam konteks orang yang mengalami pencurian dan ia tidak memaafkan sang pencuri.
Baca juga: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat: Arab, Latin, Terjemahan Bahasa Indonesia, Keutamaannya
"Sebenarnya tidak menjadi masalah apabila yang dicuri belum memaafkan sang pencuri selama proses hukumnya masih berlangsung. Namun akan menjadi nilai plus jika kita bisa memaafkan orang tersebut," ungkap Ustadz Abdul Kaafi dalam tayangan di kanal YouTube iNews Religi.
Ia menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan label yang luar biasa kepada siapa pun yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Hal itu sebagaimana tertuang dalam firman-Nya.
“ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
Baca juga: Sejarah Islam di Rusia: Penemuan 40 Makam Sahabat Nabi sebagai Bukti Dakwah
Baca juga: Tidak Cuma Baca Surat Al Kahfi, Ini 8 Sunah di Hari Jumat yang Miliki Pahala Sangat Besar
"Orang-orang yang dia bisa memaafkan, menahan amarah memaafkan orang lain, dapat label langsung dari Allah itu termasuk orang-orang yang Muhsin. Masya Allah," seru Ustadz Abdul Kaafi.
Oleh karena itu, sebaiknya kaum Muslimin yang taat hendaknya memaafkan kesalahan orang lain apa pun itu. Pasalnya, Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Maha Pengasih lagi Maha Pemaaf.
Wallahu a'lam bissawab.
(Hantoro)