Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Jamaah Kampung Khusyuk Beribadah di Mushola Sederhana Terbuat dari Kayu

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 30 Maret 2022 |16:16 WIB
Kisah Jamaah Kampung Khusyuk Beribadah di Mushola Sederhana Terbuat dari Kayu
Mushola Sayyidina Ali di Kabupaten Sukabumi. (Foto: ACT)
A
A
A

TEMPAT ibadah seperti masjid dan mushola yang layak pakai adalah hal yang sangat penting bagi setiap Muslim. Tujuannya meningkatkan kekhusyukan para jamaah dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Namun di beberapa daerah, masih ditemukan tempat ibadah yang masih jauh dari belum kata layak. Salah satunya di Kampung Warudoyong, Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: Kapan Mulai Puasa Ramadan 2022? Kemenag Baru Gelar Sidang Isbat Jumat 1 April 

Satu-satunya tempat ibadah bagi umat Islam di kampung tersebut adalah Mushola Sayyidina Ali, tapi kondisinya memprihatinkan. Dinding mushola sudah retak dan lapuk.

Kondisi yang sama juga terjadi pada tiang penyangga yang terbuat dari kayu. Lantai mushola berukuran 4x5 meter masih terbuat dari semen yang sudah retak dan mengelupas. Selama 32 tahun berdiri, Mushola Sayyidina Ali belum pernah diperbaiki.

Mushola Sayyidina Ali di Kabupaten Sukabumi. (Foto: ACT)

Ada lebih dari 45 kepala keluarga tinggal di kampung tersebut. Untuk mencapai masjid terdekat, warga harus berjalan sejauh 2 kilometer dengan kontur jalan yang masih tanah dan bebatuan.

Baca juga: Doa Melihat Hilal Awal Ramadan, Lengkap Tata Cara hingga Keutamaannya 

Imam Mushola Sayyidina Ali Ustaz Abdul Hadrom mengatakan mayoritas warga Kampung Warudoyong bekerja sebagai petani dan nelayan dengan penghasilan tidak menentu. Warga belum mampu merenovasi mushola tersebut.

"Saya berharap ada donatur yang sekiranya dapat membantu pembangunan mushola yang layak di tempat kami," ujarnya, Senin 14 Februari 2022, dalam keterangan resmi Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang diterima Okezone.

Selain Mushola Sayyidina Ali di Sukabumi, kondisi yang sama juga terjadi pada Mushola Tambak di Dusun Glagah Lor, Kecamatan Bugul Kidul, Kabupaten Pasuruan. Separuh dinding bangunan terbuat dari kawat yang sudah berkarat dan rusak.

Salah satu jamaah Mushola Tambak bernama Djumadi mengatakan, saat hujan deras disertai angin, kondisi mushola seperti kolam. "Setiap hujan pasti bocor, apalagi kalau campur angin. Sudah pasti mushola kami seperti kolam yang penuh air," ungkapnya.

Baca juga: 3 Amalan Dahsyat Menyambut Ramadan, Syekh Ali Jaber Sebut Pahalanya Sangat Besar 

Mushola Tambak berdiri pada 1996 dan direnovasi pada 2013 dari hasil iuran masyarakat. Menurut Djumadi, uang yang terkumpul hanya cukup untuk merenovasi lantai.

"Jamaah rata-rata bekerja sebagai penjaga tambak dan juga nelayan pesisir, sehingga dana yang terkumpul pada saat itu sangat terbatas dan tidak cukup untuk merenovasi yang lain. Bahkan hingga kini, kebutuhan listrik Musala Tambak masih ikut salah satu jemaah yang rumahnya dekat dengan musala," tukasnya.

Baca juga: Arti Ramadan Kareem Beserta Hukum Mengucapkannya 

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement