Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi mengatakan, pada ayat sebelumnya telah dijelaskan keadaan orang-orang kafir yang taqlid terhadap nenek moyangnya dalam hal kesyirikan dan pengharaman terhadap hewan-hewan yang dihalalkan oleh Allah, yaitu dengan menetapkan adanya hewan saaibah, haam, dan bahiirah untuk sesembahan mereka.
Allah Ta’ala menyeru hamba-hamba Nya yang mukmin,”Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah sebagai Tuhan dan sesembahannya, mengakui Islam sebagai agamanya, dan mengakui Muhammad adalah nabinya, makanlah makanan yang baik dari rizki yang Aku anugerahkan kepada kalian.
Dan bersyukurlah kepada Allah tuhan kalian yang telah memberikan nikmat berupa daging-daging yang halal. Janganlah kalian mengharamkannya sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Pelajaran dari Surat Al Baqarah Ayat 172 dianjurkan untuk makan makanan yang baik dan halal, yang berasal dari rizki Allah tanpa berlebih-lebihan.
Ketika kita mengakui datangnya nikmat dari Allah, kita juga memujinya an tidak menggunakan nikmat itu untuk kemaksiatan, sesungguhnya itu merupakan kewajiban bersyukur kepada Allah.
Itulah kandungan dari Surat Al Baqarah Ayat 172, ternyata saat kita bersyukur sesungguhnya kita juga sedang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Allahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)