Dalam perumusan tersebut, kemudian disepakati menggunakan sistem kalender yang ada (pra-Islam) untuk selanjutnya disempurnakan sesuai peristiwa penting yang terjadi dan terkait Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
Kala itu sempat terdapat perbedaan pendapat. Beberapa mengusulkan menggunakan milad Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Lalu ada yang mengusulkan dengan peristiwa Isra Mikraj kala Rasulullah menerima wahyu dan diangkat sebagai nabi.
Baca juga: Jumat Berkah Baca Surat Yasin di Alquran Digital Okezone Lengkap Ayat 1-83, Teks Arab Latin
Musyawarah mulai menemukan titik terangnya usai Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dari Makkah ke Yatsrib sebagai tonggak awal penanggalan kalendar Islam dibandingkan peristiwa lainnya. Hal ini karena hijrah dianggap sebagai momentum besar bagi Islam yang mana hijrah merupakan simbol perpindahan masa jahiliyah ke masyarakat madani.
Selain itu, momentum hijrahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tersebut juga dianggap sebagai permulaan dari adanya peradaban Islam itu sendiri. Hal ini berbeda dengan momentum penting lainnya yang dinilai lebih mengarah ke kultus individu dari sosok Nabi Muhammad.
Baca juga: Bacaan Surat Al Kahfi untuk Jumat Berkah, Buka di Alquran Digital Okezone Lengkap 110 Ayat
Pendapat inilah yang kemudian disetujui oleh seluruh sahabat yang hadir dalam musyawarah tersebut. Maka dibuatlah kalender Islam dengan nama kalender hijriah yang juga mengadopsi dari kalimat "Hijrah" itu sendiri. Tanggal 1 hijriah kemudian ditetapkan dan dimulai terhitung sekira 17 tahun pascahijrah Nabi (638 masehi).