DI momen Hari Ibu, mari menyimak kisah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam memberi perintah untuk selalu berbakti kepada ibu. Beliau melarang seorang sahabat ikut perang dan memerintahkannya untuk lebih dulu mendampingi ibunya di rumah.
Berawal suatu hari ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, "Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak diperlakukan dengan kasih sayang paling baik dariku?"
BACA JUGA:3 Doa untuk Hari Ibu Lengkap Bacaan Arab, Latin, Artinya
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
la bertanya, "Siapakah selanjutnya?"
Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
Laki-laki itu menanyakan lebih lanjut, "Siapakah berikutnya?"
Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
Leaki-laki itu menanyakan untuk keempat kali, "Siapakah kemudian?"
Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Bapakmu."
Sabda tadi didukung narasi dari Mu'awiyah ibnu Jahimah yang menceritakan ayahnya (Jahimah) mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, aku ingin berjihad, dan aku meminta pendapatmu."
BACA JUGA:Hari Ibu, Ini 5 Cara Membahagiakan Ibu Menurut Islam
Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Apakah kamu masih mempunyai ibu?"
Jahimah mengiyakan.
"Kalau begitu, tinggallah bersamanya," sabda Nabi, "Karena surga berada di bawah telapaknya."
Dikutip dari buku "Serumpun Bunga dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam" karya Ronny Astrada terbitan Quanta, bahkan untuk berjihad —sebuah ikhtiar agung dalam Islam— seorang anak sebaiknya mendapatkan izin ibunya.
Makna surga berada di bawah telapak kaki ibu adalah bahwa berkhidmat mengabdi dan melayani ibu setara imbalannya dengan berjihad.
Ini analogi dengan makna dalam sabda Nabi, "Ketahuilah, surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang (jihad)."
Bukan berarti surga memang berlokasi di bawah bayang-bayang pedang, namun mengangkat pedang (berjihad), balasannya surga.
Dengan demikian, ibu adalah pintu menuju surga, baik dengan mengangkat pedang (lewat izinnya untuk pergi), maupun dengan melayaninya (bila tidak diizinkan pergi).
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)