Sejenak Baginda Raja terdiam. Tidak beberapa lama kemudian Baginda Raja berkata, "Baik aku kabulkan permintaanmu. Tapi selama itu pula kamu harus hidup dalam penjara dan kamu dilarang menemui keluargamu."
Abu Nawas pun menyetujui syarat tersebut. "Kalau diperkenankan, bolehkah saya minta satu permintaan lagi?" tutur Abu Nawas.
"Apa permintaanmu?" tanya Baginda Raja.
"Supaya kehidupan hamba di dalam penjara tidak membosankan, izinkan hamba memberi makan singa yang ada di kandang," jawab Abu Nawas.
"Tidak masalah, nanti ruang penjaramu bersebelahan dengan kandang singa," ujar Baginda Raja.
Maka dimasukkanlah Abu Nawas ke penjara. Pada bulan pertama, Abu Nawas melalui waktu dengan beribadah. Sedangkan tiap pagi dan sore diisi memberi makan singa.
Pada bulan kedua dan ketiga, Abu Nawas makin tekun beribadah. Ia juga lebih rajin memberi makan singa. Abu Nawas memperlakukan singa itu layaknya sahabat.
Tiga bulan pun berlalu dan tibalah saatnya bagi Abu Nawas untuk menjalani hukuman atas perintah Baginda Raja.
Beberapa pengawal istana memasukkan Abu Nawas ke kandang singa. Sementara para menteri yang ikut menyaksikan merasa iba dengan nasib Abu Nawas.
Tapi tiba-tiba terjadi peristiwa tidak terduga saat Abu Nawas berada di dalam kandang singa. Singa tersebut tidak menerkam, tapi justru menjilati kaki dan tangan Abu Nawas. Abu Nawas pun membalasnya dengan mengelus-elus tubuh dan kepala singa.
Singa yang terkenal buas ini mendadak tunduk dan nurut kepada Abu Nawas. Sontak saja pemandangan itu membuat mereka yang hadir menjadi terkejut dan heran.
"Abu Nawas ternyata punya kesaktian," ujar salah satu menteri.