Berhalangan Itikaf di Masjid? Ini 3 Hal yang Bisa Menggantikannya untuk Kemuliaan di Akhir Ramadhan
HARI ini umat Islam memasuki hari ke-20 di bulan Ramadhan. Tak terasa, sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Meski begitu, diharapkan semangat beribadah masih tetap sama hingga akhir Ramadhan nantinya.
Dai Kondang Tanah Air, Ustadz Abdul Somad Batubara atau akrab disapa UAS mengatakan, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk meraih kemuliaan di 10 akhir Ramadhan.
BACA JUGA:
“Bagaimana meraih kemuliaan yang diperoleh di 10 hari Ramadhan? Kita Insya Allah ada empat malam lagi menuju Idul Fitri. Maka untuk malam-malam ini dipenuhi dengan ibadah,” kata UAS di channel youtube Dewan Pengurus Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI).
Lebih lanjut, kata UAS, meraih kemuliaan di akhir-akhir Ramadhan dengan menjalankan itikaf di masjid. Namun jika ada beberapa halangan terdapat tiga fase yang bisa menggantikannya.
BACA JUGA:
“Paling tidak itikaf kali ini kita bisa lakukan dengan tiga fase,” ujarnya.
Tiga fase yang dimaksud UAS adalah sebagai berikut:
1. Sholat tarawih
UAS mengatakan, sebelumnya dimulai dengan sholat sunnah qabliyah, kemudian badiyah, dan tadarus. Di mana hal ini bisa menambah ketakwaan kepada Allah SWT serta memperdalam keimanan, ketika saat-saat terakhir di bulan ramadhan.
2. Sebelum Sholat Subuh
Sebelum sholat Subuh, baiknya diawali dengan sholat sunnah qabliyah, memperbanyak istighfar setelah sahur, membaca Al-Quran, berdzikir sampai terbit matahari.
3. Berdoa ketika menjelang magrib atau menunggu detik-detik berbuka puasa
Berdoa kepada Allah SWT menjelang magrib atau menunggu detik-detik berbuka puasa sangat lah dianjurkan, karena waktu tersebut termasuk mustajab.
"Karena salah satu waktu doa yang diijabah itu ketika menunggu buka puasa," katanya.
UAS mengatakan, ketika Ramadhan tiba anggaplah ini sebagai Ramadhan terakhir, karena Nabi Muhammad SAW pun selalu berpesan; sholatlah, seolah-olah ini sholat terakhir. Begitu juga dengan Ramadan. Mungkin Ramadannya masih ada, tapi belum tentu usia kita,” pungkasnya.
(Vivin Lizetha)
