Hadits di atas diperjelas dengan riwayat dari Aisyah ra, berikut:
عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: "Dari Aisyah r.a., ia menerangkan bahwa Rasulullah SAW melakukan i'tikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga beliau wafat." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Selain untuk mendapatkan keberkahan dari Allah, itikaf di 0 malam terakhir ditargetkan mendapat keberkahan malam Lailatul Qadar. Dengan bgitu, tak heran dianjurkan untuk dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Tata Cara Itikaf di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan:
-Niat
Sama halnya dengan ibadah lainnya, itikaf juga memiliki niat. Adapun niat melaksanakan itikaf, yaitu:
نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat i'tikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."
-Berdiam Diri di Masjid
Sesuai dengan maknanya, hendaknya umat Muslim yang beritikaf berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tuma'ninah shalat. Tak sekedar berdiam diri, namun dibarengi dengan ibadah lainnya seperti dzikir, dan memperbanyak membaca Al-Qur'an.