Melihat Jalan Setapak yang Dilewati Rasulullah saat Hijrah ke Taif, Pemandangannya Sangat Indah
JALAN setapak yang pernah dilewati Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menjadi daya tarik bagi banyak orang. Jalur Al Hada namanya.
Jalan setapak ini merupakan rute Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam saat hijrah dari Kota Makkah ke Taif. Namun sayangnya beliau ditolak, hingga akhirnya singgah di Madinah sebagai tempat hijrahnya.
Vloger Kang Irlan memperlihatkan jalan setapak yang pernah dilalui Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam saat akan hijrah. Kini tempat tersebut makin indah, dirapikan, sehingga siapa pun yang mengunjunginya akan merasa nyaman.
"Ternyata ini jalan yang pernah dilewati oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam," kata Kang Irlan dalam kanal YouTube-nya.
Jalur Al Hada ini merupakan lereng pegunungan. Diselimuti dengan tumbuhan hijau yang lebat, bebatuan besar, dan menariknya di area ini banyak ditumbuhi tumbuhan berduri, sehingga Kang Irlan dan teman-temannya harus berhati-hati saat melewatinya.
Ada gua dari tumpukan batu besar. Kemudian terdapat juga kereta gantung yang melewati lembah atau lereng pegunungan.
"Durinya panjang-panjang dan banyak. Hati-hati ini," ujar Kang Irlan.
Saat mendatangi jalur ini kala itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sedang bersedih. Tidak hanya ditolak hijrah ke Taif, tapi sekaligus kehilangan sang istri tercinta yaitu Khadijah radhiyallahu anha. Hingga akhirnya Nabi menenangkan diri saat sedang perjalanan ke Madinah.
"Kita melewati jalan ini dengan hati tenang, senang. Tapi Rasulullah saat itu dalam keadaan terpuruk karena ditinggal oleh istri tercinta yaitu Khadijah. Rasulullah datang ke sini untuk menenangkan diri," terangnya.
Pemandangan di sekitar Jalur Al Hada ini sangat indah, seperti bukan suasana Arab Saudi pada umumnya yang dikenal gersang dan tandus. Namun kawasan ini benar-benar sejuk dan berkabut.
Selain itu terdapat juga mata air yang mirip air zamzam. Sejak zaman Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam hingga sekarang masih terus mengalir, rasanya segar dan bersih sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia yang melewatinya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)
