Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keluhan Malaysia soal Pelayanan Puncak Haji Armina, dari Katering hingga Tenda

Maruf El Rumi , Jurnalis-Minggu, 09 Juli 2023 |06:38 WIB
Keluhan Malaysia soal Pelayanan Puncak Haji Armina, dari Katering hingga Tenda
Malaysia Keluhkan Layanan Puncak Haji Armina (Foto: MCH 2023)
A
A
A

JEDDAH - Beberapa masalah yang dialami jamaah Indonesia juga dirasakan Malaysia.

Persoalan muncul dalam rentang 8 – 13 Zulhijah, saat penyediaan layanan menjadi tanggung jawab dari Mashariq saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh mengatakan, Malaysia juga menghadapi masalah yang sama di Masyair. Syed menjelaskan, sejak 20 hari sebelum wukuf sudah melakukan pengecekan dan saat itu belum siap. Bahkan nampak tim Mashariq baru mulai kerja.

"Kami selalu dijanjikan bahwa semua akan siap sebelum hari H. Namun, setelah ditinjau lagi sepekan kemudian, tidak jauh beda,” kata Syed Saleh saat berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023).

Mashariq adalah nama Syarikah yang mendapat izin dari otoritas Saudi untuk memberikan layanan kepada jamaah selama di Armina. Indonesia, Malaysia, dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, menjalin kerja sama dengan Mashariq dalam penyediaan layanan jamaah haji.

Syed menyebutkan, ada fasilitas yang tidak siap digunakan, air juga tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar. Katering di Arafah juga lambat. Ditambah pelayanan di Mina juga amat parah. Tabung Haji juga menekankan ke Mashariq, bahwa tidak seharusnya mereka menerima jamaah non kuota dalam maktab. Harus ada maktab khusus bagi jamaah furoda dan non kuota.

Selain soal keterlambatan, Syed Saleh menyoroti kualitas katering di Armina. Menurut dia, ada juga sajian dengan menu hanya nasi dan telur saja. Makanan juga lambat datang di Mina sehingga menjadi isu besar.

Belum lagi keberadaan kasur di Mina yang justru mempersempit ruangan. “Ruangnya sama dengan tahun lalu. Karena ada kasur, malah menjadi makin sempit. Masing-masing jamaah mempertahankan kasurnya. Kita sedang memikirkan tahun depan tidak perlu pakai kasur, cukup karpet tebal,” paparnya.

Malaysia, kata Syed Saleh, setuju bahwa persoalan yang terjadi di Armina tidak bisa dibiarkan. Untuk itu, protes atau komplain dari masing-masing pihak harus disampaikan. Kementerian Haji dan Umrah Saudi, lanjut Syed, diharapkan ikut menyelesaikan masalah di Armina

Malaysia, tambah Syed, bersama Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerian Haji, Mashariq, dan lainnya untuk memastikan bahwa apa yang terjadi tidak terulang lagi.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement