MENGUAK ke mana batu bekas lempar jumrah? Hal ini ternyata ditanyakan banyak orang. Berikut penjelasannya secara lengkap.
Lempar jumrah di Jamarat adalah prosesi haji yang paling banyak diulang. Jamaah haji melakukan Jumrah Aqaba pada hari pertama lempar jumrah pada hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
Setelah itu dalam dua atau tiga hari Tasyrik (Ayyam Al-Tashreeq), para jamaah haji melempar masing-masing tujuh batu ke tiga pilar.
Mereka melempar batu pertama di Jamarat Al-Sugra (pilar kecil), lalu di Jamarat Al-Wusta (pilar sedang), dan terakhir di Jamarat Al-Aqaba (pilar terbesar). Masing-masing tujuh kali.
Dilansir Saudigazette.com.sa, tahun ini lebih dari 1,84 juta jamaah haji dalam dan luar negeri menunaikan ibadah haji.
Mereka yang melakukan lempar jumrah pada tiga hari ini akan menggunakan lebih dari 90,4 juta kerikil. Masing-masing jamaah menggunakan total 49 kerikil.
Sementara para jamaah haji yang mabit di Mina pada Jumat malam untuk melakukan lempar jumrah pada hari keempat menggunakan total sebanyak 70 kerikil. Artinya, lebih dari satu 100 juta kerikil digunakan selama ibadah haji 1444 Hijriah.
Banyak orang bertanya-tanya, ke mana lebih dari 100 juta kerikil bekas lempar jumrah ini?
Pemerintah Saudi menangani kerikil hasil lempar jumrah ini dengan cara yang paling higienis dan patut dicontoh.
Proses penanganan batu yang terkumpul pada hari pertama, kedua, dan ketiga akan dimulai sesegera mungkin setelah jamaah haji menyelesaikan prosesi lempar jumrah.
Kerikil jatuh vertikal ke bawah pada tiga pilar dari keempat tingkat fasilitas Jamarat. Kedalamannya hingga 15 meter dan mengendap di ruang bawah tanah fasilitas Jamarat.
Kemudian sejumlah ban berjalan akan mengumpulkan batu yang dilempar jamaah haji ke proses pengayakan dan menyemprotnya dengan air. Mesin itu lalu menghilangkan debu dan kotoran yang menempel di kerikil.
Terakhir, kerikil yang sudah dibersihkan akan dipindahkan ke kendaraan yang dibawa ke area tertentu untuk disimpan untuk penanganan lebih lanjut setelah musim haji berakhir.
Asosiasi Amal Hadiah Haji dan Mu'tamer yang berbasis di Makkah bekerja sama dengan Perusahaan Kedana —pengembang utama Tanah Suci— telah menerapkan inisiatif kualitatif untuk melayani para jamaah di sana.
Tahun lalu organisasi tersebut menyediakan lebih dari 80.000 kantong kerikil untuk dilemparkan ke Jamarat. Mereka juga telah mendistribusikan kerikil di lebih dari 300 titik untuk jamaah haji di jalur pejalan kaki di Muzdalifah, selain fasilitas Jembatan Jamarat di Mina.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)