ABU Nawas dan Baginda Raja terus bersaing, seolah tidak ada hentinya. Seperti kali ini Baginda Raja berpikir, entah sudah berapa kali berusaha menjebak Abu Nawas, tapi tidak pernah berhasil. Hal tersebut membuat ia mencari cara mengalahkan sosok humoris dan cerdik itu.
Akhirnya menteri istana memberi usulan sebuah pertanyaan yang menurut Baginda Raja sulit dijawab Abu Nawas. Maka saat itu juga dia memerintahkan beberapa pengawal untuk memanggil Abu Nawas.
Para pengawal pun sampai di rumah Abu Nawas. "Tuan Abu Nawas, Anda diperintah Paduka Raja ke istana sekarang juga," ujar salah seorang pengawal seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official.
Abu Nawas yang sedang istirahat merasa terganggu dengan kehadiran para pengawal istana. Kalau bukan perintah Baginda Raja, tentu Abu Nawas akan mengusirnya.
"Sampai kapan sih Paduka Raja selalu mengganggu istirahatku?" gerutu Abu Nawas.
Dengan terpaksa Abu Nawas datang ke istana. Akibat perasaannya yang sudah dongkol, Abu Nawas pun bertingkah agar Baginda Raja emosi. Ia langsung mengambil makanan dan duduk di samping Sang Raja.
Awalnya tingkah Abu Nawas yang tidak sopan ini sempat membuat Baginda Raja jengkel. Tapi karena ada rencana untuk mempermalukan Abu Nawas, ia pun menahan emosinya.
"Wahai Abu Nawas, aku ada tebakan untukmu. Apa kau siap menjawabnya?" tanya Baginda Raja.
"Tujuanku ke sini memang untuk menjawab tebakan Paduka Raja," jawab Abu Nawas dengan enteng.
"Bagus kalau kau bisa menjawab pertanyaanku. Aku akan memberikanmu hadiah 1.000 dinar," ungkap Baginda Raja.
"Tapi kalau kau tidak mampu menjawab, sebagai hukumannya rambut kepalamu harus digundul dan janggutmu dipotong bersih. Lalu aku akan mengarakmu dengan keledai," sambung Baginda Raja.
Seketika Abu Nawas terkejut, karena biasanya hukuman yang akan diterima yaitu penjara selama sebulan.
"Baiklah Paduka Raja, tapi hamba tidak menginginkan uang," balas Abu Nawas.
"Lalu, apa yang kau inginkan?" tanya Baginda Raja lagi.
"Hamba ingin Paduka Raja memerintahkan serangga-serangga itu jangan menggangguku," jawab Abu Nawas.
Baginda Raja pun kaget dengan permintaan Abu Nawas. Sejenak dia berpikir bahwa serangga-serangga itu bukan rakyatnya, maka tidak akan mungkin terjadi.
"Bukankan Baginda seorang raja, akan hebat seorang raja bila dapat memerintah serangga," celetuk Abu Nawas.
Rupanya Abu Nawas mengetahui apa yang dipikirkan oleh Padukanya.
"Bagaimana Paduka, apakah Paduka bersedia?" terang Abu Nawas.
Rasa takut pun menghampiri Baginda Raja. Ia takut Abu Nawas dapat menjawab tebakannya. Tetapi, dirinya malu apabila tidak dapat memenuhi permintaan Abu Nawas.
Abu Nawas berpikir takut malu, akhirnya bersedia menjawab pertanyaan dari Paduka Raja tanpa sebuah syarat apa pun.
Mendengar hal itu, hati Baginda Raja merasa tenang dan lega. Ia pun langsung mengajukan pertanyaan tebakan kepada Abu Nawas.
"Pohon apa yang berumur 1 tahun, memiliki 12 cabang, setiap cabangnya terdiri dari 30 daun, dan daun-daun tersebut sebagian menghadap ke arah cahaya, serta sebagiannya lagi menghadap ke arah gelap?" ujar Baginda Raja.
Namanya saja Abu Nawas, pertanyaan sesulit apa pun pasti akan dijawabnya.
"Pohon itu mewakili tahun, karena ada 12 bulan dalam 1 tahun, dan 30 hari dalam satu bulan, di mana 30 hari tersebut terbagi menjadi siang dan malam," jawab Abu Nawas.
Baginda raja pun terkejut saat Abu Nawas menjawab tanpa berpikir lama, namun ia tenang karena sebelumnya syarat yang diajukan Abu Nawas sudah dicabut.
"Tapi rasanya tidak adil Abu Nawas kalau aku tidak memberikan hadiah. Katakan Abu Nawas, apa yang kau inginkan," kata Baginda Raja.
"Baiklah, hamba minta 500 dinar dan selama 1 bulan Paduka Raja tidak boleh mengganggu hamba," pungkas Abu Nawas.
Allahu a'lam.
(Hantoro)