Ahmad Arifin juga menuturkan setibanya di Madinah mereka tidak mendapatkan layanan. Travel tidak menyediakan hotel dan konsumsi.
"Kami harus iuran sendiri agar dapat membayar sewa hotel dan untuk keperluan makan. Perwakilan travel selalu bilang tidak tahu dengan urusan keuangan dan pembayaran layanan," terangnya.
Ketika ia dan jamaah umrah lain akan menuju Makkah juga tidak disediakan transportasi. Jamaah lagi-lagi harus merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat ke Makkah.
"Transpor ke Makkah kami juga iuran lagi. Travel sama sekali tidak ada iktikad baik untuk memberikan pelayanan kepada jamaah. Padahal, kami sudah membayar lunas sesuai biaya yang ditetapkan travel," sambung jamaah lain.
Saat proses pemberian keterangan, Kasubdit Pengawasan dan Pemantauan Umrah dan Haji Khusus Kemenag Mujib Roni berhasil menghubungi nomor telepon salah satu pengurus travel atau agen.
Diskusi pun dilanjutkan dengan sambungan telepon bersama jamaah umrah dan agen. Pihak agen mengaku sudah membayar kepada travel dan akan bertanggung jawab atas pengeluaran tambahan yang dibayarkan oleh jamaah.