Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inilah 5 Kisah Abu Nawas Paling Lucu

Hafid Fuad , Jurnalis-Rabu, 15 November 2023 |22:32 WIB
Inilah 5 Kisah Abu Nawas Paling Lucu
Ilustrasi untuk kisah Abu Nawas yang paling lucu (Foto: YouTube Humor Sufi Official)
A
A
A

INILAH 5 kisah Abu Nawas paling lucu. Penuh dengan kebijaksanaan sekaligus orisinalitas. Kisah Abu Nawas begitu populer dalam rangkaian cerita 1001 malam. Abu Nawas (756-813) sejatinya adalah penyair Arab yang begitu terkenal dari era Abbasiyah.

Sosoknya begitu melekat dengan era kekhalifahan Harun Al Rasyid. Sebagai seorang penyair, karya tulisannya menceritakan tata krama masyarakat kelas atas pada zamannya. Abu Nawas dikenal sebagai orang yang lucu, cerdik, dan kreatif dalam menjawab segala persoalan yang rumit.

Abu Nawas tentu saja bukan nama sebenarnya. Karena nama aslinya ialah Abu-Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Sosoknya kerap muncul dalam karya klasik Arab, semisal Alf layla wa-layla atau Seribu Satu Malam.

Namanya begitu tersohor, bahkan hingga di masa kini sebagai penyair sufi yang bijaksana namun kocak. Gaya nyeleneh Abu Nawas mirip dengan Nashrudin Hoja yang merupakan penyair Turki yang wafat pada abad ke-13.

Wejangan dan petuahnya disampaikan melalui perkataan atau bahkan tindakan yang unik dan tidak disangka-sangka. Sehingga sering kali mengundang gelak tawa bagi yang memahami ataupun tersindir.

Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023), berikut adalah beberapa kisah Abu Nawas paling lucu.

1. Abu Nawas dan Air Susu

Suatu hari Raja Harun Al-Rasyid sedang berjalan-jalan ke pasar. Ia kemudian memergoki Abu Nawas sedang memegang botol berisi anggur. Raja pun menegur dan berkata, “Wahai Abu Nawas, apa yang sedang kau pegang itu?”

Abu Nawas gugup, ia pun menjawab, “Ini susu, Baginda.”

“Bagaimana mungkin air susu berwarna merah? Susu itu berwarna putih bersih.” Ucap raja terheran-heran atas jawaban Abu Nawas, sembari mengambil botol yang dipegang oleh Abu Nawas.

“Betul, Baginda. Semula air susu ini berwarna putih bersih. Ketika melihat baginda yang gagah dan rupawan, ia tersipu malu dan merah merona.”

Mendengar jawaban Abu Nawas, raja pun tertawa dan meninggalkan Abu Nawas sambil menggelengkan kepalanya.

2. Abu Nawas dan Lembu Berjenggot

Suatu hari Raja Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk menghadap ke istana. Raja ingin menguji Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas sampai di hadapan raja, Raja Harun bertitah “Hai, Abu Nawas. Aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai berbicara. Bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu satu minggu? Kalau gagal, aku akan penggal lehermu!”

“Baiklah Tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuan”, jawab Abu Nawas.

Spontan semua orang dalam istana yang hadir pada saat itu berkata dalam hati “Mampuslah kau, Abu Nawas”.

Abu Nawas kemudian memohon diri untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia duduk berdiam dan merenungkan keinginan raja. Abu Nawas cukup lama berada di dalam rumah dan tidak kunjung keluar.

Lalu seminggu setelahnya, ia pun keluar. Hari itu juga adalah batas akhir dari tugas yang diberikan oleh raja. Abu Nawas kemudian menuju kerumunan orang. Ia kemudian berkata “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”

Orang-orang yang menjawab benar akan dia lepaskan, tetapi orang yang menjawab salah akan dia tahan. Rupanya, tidak ada satu orang pun yang menjawab dengan benar. Abu Nawas pun marah kepada mereka.

“Begitu saja, kok, tidak bisa menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap raja untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.” ujar Abu Nawas.

Keesokan harinya, istana dipenuhi oleh warga yang ingin menonton kesanggupan Abu Nawas membawa enam ekor lembu berjenggot. Sampai di depan raja, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat.

Raja berkata “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”Abu Nawas kemudian menunjuk enam orang yang dibawanya, sambil berkata “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”

“Hai Abu Nawas, apa yang engkau tunjukkan kepadaku itu?”

“Ya, Tuanku Syah Alam. Tanyalah pada mereka hari apa sekarang.”

Raja kemudian bertanya, dan keenam orang tersebut memiliki jawaban yang berbeda-beda.

Maka Abu Nawas kembali berujar “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusing mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”

Raja heran melihat Abu Nawas yang pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Kemudian raja memberikan hadiah 5000 dinar kepada Abu Nawas.

3. Obat Tidur Raja Harun

Suatu malam, Raja Harun Al- Rasyid kesulitan untuk tidur. Malam sudah semakin larut dan raja belum juga merasakan kantuk. Raja kemudian memanggil salah satu pengawal istana. Raja berkata “Umumkan kepada seluruh rakyat, barang siapa yang bisa membuat raja tertidur, akan diberikan 10 koin emas!”

Pengawal istana kemudian bergegas memberikan isyarat kepada bawahannya agar bergerak cepat untuk mengumumkan titah raja kepada rakyat.

Setelah itu, datanglah dua orang yang kebetulan pada malam itu ia juga kesulitan untuk tidur, mendengar penjelasan dari pengawal istana, mereka berminat untuk mengikuti sayembara.

Kedua peserta tersebut gagal membuat raja bisa tertidur. Cerita yang dibawakan dua peserta pertama justru malah membuat raja semakin sulit untuk tertidur. Hingga sampailah Abu Nawas yang menawarkan diri untuk mengikuti sayembara.

Setelah dipersilakan, Abu Nawas mulai bercerita, “Baginda, dahulu ada seekor raja semut yang kurang kerjaan. Ia masuk ke kuping sebelah kanan seorang yang sedang tidur, keluar lagi, masuk lagi, keluar lagi. Kemudian masuk ke kuping kiri, keluar lagi, masuk lagi, keluar lagi.”

Raja kesal mendengar kisah yang dituturkan oleh Abu Nawas. Menurut raja cerita Abu Nawas tidak menarik dan membuat raja merasa bosan sehingga ia pun menguap dan memiringkan tubuhnya membelakangi Abu Nawas. Perlahan, raja pun menutup matanya dan mulai tertidur.

Pagi harinya, Abu Nawas masuk lagi ke istana dengan mengendarai kereta. 10 karung diangkat ke dalam kereta satu per satu. Penjaga pintu istana geleng-geleng kepala ketika kereta itu keluar pintu gerbang. Abu Nawas tertidur pulas di atas tumpukan karung emas dengan suara mendengkur yang keras.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement