ALASAN mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Alquran akan dibahas dalam artikel berikut ini. Diketahui bahwa Dajjal merupakan makhluk penyebar fitnah pada akhir zaman kelak. Dia akan menimbulkan kekacauan di muka bumi ini.
Dilansir Almanhaj.or.id, Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil menjelaskan para ulama bertanya-tanya tentang hikmah tidak disebutkannya Dajjal secara jelas di dalam Alquran, padahal fitnahnya sangat besar.
"Demikian pula peringatan para Nabi terhadapnya (dalam Alquran), juga perintah agar memohon perlindungan dari fitnahnya di dalam sholat. Mereka menerangkan dengan beberapa jawaban," jelasnya.
Jawaban 1
Sesungguhnya Dajjal diungkapkan dalam kandungan lafazh اَلآيَاتُ (tanda-tanda) yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا
"... pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu …" (QS Al An'aam (6): 158)
Tanda-tanda yang dimaksud adalah Dajjal, terbitnya matahari dari barat, dan binatang. Semuanya diungkapkan dalam penafsiran ayat ini.
Imam Muslim dan At-Tirmidzi رحمهما الله meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا: طُلُوْعُ الشَمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ.
'Ada tiga hal yang jika keluar, maka tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu: terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi'." (Shahiih Muslim, kitab Al-Fitan, bab Az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh An-Nawawi), dan Jaami' At-Tirmidzi fi Tuhfatil Ahwadzi (VIII/449))
Jawaban 2
Sesungguhnya Alquran menyebutkan turunnya Nabi 'Isa Alaihissallam. Nabi 'Isa-lah yang akan membunuh Dajjal. Maka menyebutkan Masiihul Huda sudah cukup, sehingga tidak perlu menyebutkan Masihudh Dhalaa-lah.
Kebiasaan orang Arab adalah merasa cukup dengan menyebut-kan salah satu yang berlawanan tanpa menyebutkan yang lainnya.
Jawaban 3
Sesungguhnya dia (Dajjal) disebutkan dalam firman-Nya:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." (QS Al Mu'min (40): 57)
Sesungguhnya yang dimaksud dengan manusia di sini adalah Dajjal, ayat ini termasuk pengungkapan semua komponen untuk sebagian darinya.
Abul 'Aliyah rahimahullah berkata, "Maknanya adalah lebih besar daripada penciptaan Dajjal ketika kaum Yahudi membesar-besarkannya." (Tafsir Al-Qurthubi (XV/325))
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, "Dan ini –jika memang telah tetap– merupakan sebaik-baiknya jawaban, maka termasuk tanggung jawab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjelaskannya, wallaahu a'lam." (Fathul Baari (XIII/92))
Jawaban 4
Sesungguhnya Alquran tidak menyebutkan Dajjal secara jelas sebagai pelecehen terhadapnya karena dia telah mengaku sebagai tuhan padahal dia adalah manusia, di mana keadaan sangat bertentangan dengan kemuliaan Rabb, keagungan, kesempurnaan, dan kesuciaan-Nya dari segala kekurangan, karena dia sangat hina di sisi Allah dan sangat kecil sehingga tidak pantas untuk disebutkan (di dalam Alquran).
Walaupun demikian, para Nabi memberikan peringatan akan kedatangannya, menjelaskan bahaya fitnahnya, sebagaimana yang telah dijelaskan. Sesungguhnya setiap Nabi telah memberikan peringatan akan (kemunculannya) dan memberikan peringatan terhadap fitnahnya.
Jika ada bantahan (terhadap ungkapan tersebut) dengan pernyataan bahwa Alquran pun telah menyebutkan Firaun padahal dia telah mengaku sebagai tuhan yang disembah, maka jawabannya bahwa masalah Firaun telah berlalu dan selesai, hal ini disebutkan sebagai pelajaran bagi manusia.
Adapun masalah Dajjal, maka sesungguhnya dia akan terjadi pada akhir zaman. Tidak disebutkannya hal ini dalam Alquran sebagai cobaan bagi manusia, padahal pengakuannya sebagai tuhan lebih jelas, sehingga tidak perlu diberikan perhatian atas kebathilannya karena Dajjal sangat tampak kekurangannya, jelas keburukannya, dan kerendahannya lebih jelas daripada pengakuan yang diserukannya.
Maka Allah tidak mengungkapkannya (di dalam Alquran), karena Allah Ta'ala mengetahui dari para hamba-Nya yang beriman bahwa hal seperti ini tidak samar bagi mereka, dan tidak menambah mereka kecuali keimanan dan rasa berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh si pemuda yang dibunuh oleh Dajjal, "Demi Allah, sungguh aku lebih yakin kepadamu pada hari ini bahwa engkau adalah Dajjal." (Shahiih Al-Bukhari, kitab Al-Fitan, bab La Yadkhulud Dajjal Al-Madinah (XIII/101, Al-Fath))
"Demikianlah, kami kira jawaban pertama lebih dekat, wallaahu a'lam. Maka Dajjal telah diungkapkan di dalam kandungan beberapa ayat dalam Alquran, dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam-lah yang berkewajiban untuk menjelaskan keumuman ayat tersebut (dan beliau sudah menerangkannya)," pungkas Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)