Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Haji Adam Malik Siswa Madrasah yang Jadi Wartawan Cerdas hingga Wakil Presiden

Hantoro , Jurnalis-Senin, 25 Desember 2023 |12:51 WIB
Kisah Haji Adam Malik Siswa Madrasah yang Jadi Wartawan Cerdas hingga Wakil Presiden
Haji Adam Malik Batubara tokoh bangsa Indonesia. (Foto: Istimewa/Wikipedia)
A
A
A

HAJI Adam Malik adalah anak dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya merupakan seorang pedagang kaya di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Sebagaimana telah Okezone himpun, nama lengkap tokoh bangsa Indonesia ini adalah Haji Adam Malik Batubara. Ia lahir di Pematangsiantar, 22 Juli 1917, dan wafat di Bandung, Jawa Barat, pada 5 September 1984 dalam usia 67 tahun.

Haji Adam Malik. (Foto: Istimewa/Okezone)

Pria cerdas yang pandai bergaul ini ternyata pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek (setingkat SMP) di Bukittinggi, namun hanya 1,5 tahun, karena kemudian pulang kampung dan membantu orangtua berdagang.

Keluarga Adam Malik memang dikenal religius. Sebelumnya ia bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (setingkat SD) di Pematangsiantar.

Keinginan maju dan berbakti kepada bangsa Indonesia mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Kemudian pada usia 20 tahun, ia bersama Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara.

Adam Malik yang dijuluki Si Kancil ini mendampingi Presiden Soeharto pada periode 1978–1983 sebagai wakil presiden. Dia merupakan diplomat kunci dalam berbagai kebijakan luar negeri RI pada awal Orde Baru. 

Adam Malik merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa. Adam Malik awalnya memang seorang wartawan cerdas dan kariernya terus menanjak.

Banyak orang bingung dan tidak percaya jika Adam Malik yang secara formal hanya tamat SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum Ke-26 PBB di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara.

Kemahirannya memadukan diplomasi serta media massa mengantarkannya menimba berbagai pengalaman sebagai duta besar, menteri, ketua DPR, hingga menjadi wapres RI.

Adam Malik yang berpostur kecil juga dikenal sebagai salah satu pelaku dan pengubah sejarah yang berperan penting dalam proses kemerdekaan Indonesia. Ia juga berperan besar pengisian kemerdekaan dalam dua rezim pemerintahan Soekarno dan Soeharto.

Ketika usianya masih belasan tahun, Adam Malik pernah ditahan Polisi Dinas Intel Politik di Sipirok, Tapanuli Selatan, tepatnya pada 1934, dan dihukum 2 bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. 

Lalu pada usia 17 tahun, Adam Malik menjadi ketua Partindo di Pematangsiantar (1934–1935) untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Panjang sudah pengabdian Adam Malik terhadap Tanah Air. Ia meninggal dunia di Bandung pada 5 September 1984 setelah menderita kanker.

Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Kemudian istri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik.

Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan. Atas jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam penghargaan, di antaranya Bintang Mahaputera kl IV pada 1971, Bintang Adhi Perdana kl II pada 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 1998.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement