ABU Nawas suatu hari silaturahmi ke rumah sahabatnya yang berada di kampung seberang. Sepulang dari sana, dia diberi hadiah seekor keledai sebagai kenang-kenangan. Beberapa hari kemudian Abu Nawas mendengar kabar bahwa sahabatnya itu meninggal dunia.
Abu Nawas pun sangat sedih. Ia tidak menyangka sahabatnya yang sangat dicintai pergi begitu cepat meninggalkan dunia ini. Untuk mengobati rasa kehilangannya, Abu Nawas merawat dengan baik keledai pemberian sahabatnya itu.
Abu Nawas memperlakukan si keledai dengan sepenuh hati layaknya memperlakukan sahabatnya yang telah meninggal tersebut. Kemudian tidak berselang lama, Abu Nawas kembali dirundung duka, keledai pemberian sahabatnya juga ikut mati. Ia lalu menguburkannya di kampung sahabatnya yang telah meninggal itu.
Setelah mengubur keledainya, Abu Nawas bersimpuh di pusara makam sambil meratapi keledainya untuk beberapa waktu. Abu Nawas terlihat khusus berdoa dengan bercucuran air mata.
Kemudian rombongan warga melintas di tempat itu. Mereka berpikir pasti itu adalah makam orang sakti, sebab Abu Nawas yang terkenal alim dan pintar saja sampai rela datang ke kampung mereka hanya untuk menziarahi makam itu.
Rombongan warga ini lalu berhenti dan ikut berdoa di makam tersebut. Tentu saja hal ini membuat Abu Nawas kaget.
"Hei, apa yang kalian lakukan?" tanya Abu Nawas keheranan seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official.
"Kami juga ingin mendapatkan berkah seperti dirimu. Kami yakin makam ini bukan makam orang sembarangan," jawab mereka.
Abu Nawas kaget mendengarnya. Ia langsung memberi tahu bahwa kuburan tersebut bukanlah makam siapa-siapa, melainkan kuburan keledai miliknya. Tapi mereka tidak memercayainya.
"Mana mungkin ini makam keledai, buktinya kamu sampai sebegitu sedihnya, kamu pasti ingin mencari keuntungan dari makam ini hanya untuk dirimu sendiri," ujar para warga.
Abu Nawas sudah berkali-kali coba meyakinkan, tapi mereka tidak menghiraukannya, hingga akhirnya membuat Abu Nawas kewalahan. Ia akhirnya menyerah dan meninggalkan kampung tersebut.
Setelah bertahun-tahun kemudian, Abu Nawas diajak kawannya jalan-jalan mengunjungi kampung tempat keledai Abu Nawas dimakamkan. Sesampainya di sana, Abu Nawas dan kawannya merasa heran kenapa ada banyak orang mengunjungi sebuah makam.
Bahkan, ratusan orang terlihat antre bergantian menziarahi makam tersebut. Abu Nawas dan kawannya pun jadi penasaran. Mereka sangat ingin mengetahuinya.
"Makam siapa yang kau kunjungi?" tanya Abu Nawas kepada seseorang yang kebetulan melintas di hadapannya.
"Itu makam keramat," jawab orang itu singkat.
"Ayo Abu Nawas kita ke sana. Aku sangat penasaran," ajak kawannya.