Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Heboh Film Kiblat, Ustadz Adi Hidayat Imbau Jangan Buat Konten untuk Menuai Kontroversi

Nurul Amanah , Jurnalis-Rabu, 27 Maret 2024 |14:07 WIB
Heboh Film Kiblat, Ustadz Adi Hidayat Imbau Jangan Buat Konten untuk Menuai Kontroversi
Ilustrasi Ustadz Adi Hidayat memberi tanggapan terkait film Kiblat. (Foto: YouTube Adi Hidayat Official)
A
A
A

USTADZ Adi Hidayat memberi pendapat terkait kabar heboh film Kiblat. UAH mengungkap bahwa konten apa pun yang akan disajikan ke publik, termasuk film, sebaiknya mengandung nilai moral yang mengedukasi dan mengarahkan kepada kebaikan. Jangan hanya membuat konten untuk menuai kontroversi demi mendapat atensi publik. 

"Konten baiknya menyajikan berbagai tuntunan yang betul-betul bisa dipedomani, mengandung nilai etis, moral, mengedukasi, mengarahkan pada kebaikan, bukan sekadar mencari peminat ataupun juga penikmat dengan genre tertentu yang justru melahirkan kontroversi," ungkap Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Rabu (27/3/2024).

Film Kiblat. (Foto: Istimewa)

Ia juga menyampaikan bahwa sah-sah saja jika sengaja ingin membuat judul atau tema film yang menarik perhatian. Namun tetap harus memperhatikan nilai moral, jangan yang bertentangan dengan apa yang sudah mengakar di masyarakat, terlebih menyinggung agama tertentu.

"Sah saja membuat judul yang menarik perhatian, namun menjadi tidak sah itu dilakukan jika bertentangan baik dengan nilai moral yang telah mengakar di masyarakat apalagi nilai keyakinan-keyakinan tertentu," lanjutnya.

Ustadz Adi Hidayat meyakini suatu film atau konten apa pun tetap akan laris di pasaran jika disajikan dengan cara yang memikat, tapi tidak menimbulkan kontroversi karena meresahkan masyarakat.

"Insya Allah akan laku juga jika itu disajikan dengan cara yang baik, memikat, dan baik. Jika ada yang baik, mengapa harus menyajikan yang kurang baik, jika ada sholeh mengapa harus memilih yang salah. Akan lebih bagus dilakukan dengan cara promosi yang baik," ucap Ustadz Adi Hidayat. 

Dirinya juga mengimbau agar para pegiat seni tidak berdalih dengan meminta masyarakat menonton dulu filmnya sebelum berkomentar, jangan hanya melihat dari konten promosinya saja.

Menurut dia, konten promosi bukan hanya harus memikat, tapi juga harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak berpotensi menimbulkan kontroversi.

Jangan membuat konten promosi dengan sesuatu yang dinilai dekat dengan masyarakat tapi maknanya bertabrakan dengan apa yang sudah diyakini.

Ustadz Adi Hidayat mencontohkan penggunaan judul Kiblat yang selama ini bagi umat Islam adalah arah untuk sholat, gambaran arah Kakbah, jangan dikaitkan dengan hal lain yang berbeda, seperti dalam gambar poster yang memperlihatkan pose sedang rukuk tetapi terbalik seperti sedang kayang.

"Tidak harus kemudian berkata: 'Wah ini kan belum lihat saja isinya.' Ya bagus-bagus saja ya hal demikian. Tapi akan lebih bagus bila promosinya pun dilakukan dengan cara yang baik ya. Tidak perlu kita membuat tema yang rasa-rasanya akrab di telinga kalangan tertentu atau nilai religiusitas tertentu, tapi ternyata hal yang demikian sajiannya bertabrakan dengan apa yang telah jamak dimengerti," ungkapnya. 

Ustadz Adi Hidayat pun menyarankan agar para pegiat seni berkonsultasi dengan pemuka agama ketika akan membuat film yang bersinggungan dengan agama.

Salah satunya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis yang sebelumnya juga mengkritik keras poster film Kiblat. Sehingga, nantinya sutradara dapat mengemas film yang bukan hanya bagus tapi juga mendatangkan manfaat.

Ustadz Adi Hidayat pun mendoakan agar para pegiat seni selalu diberi kemudahan untuk mendapatkan ide-ide dan mengeksekusi konten kreatif yang bukan hanya menghibur melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat.

"Kita men-support, bahkan kita dorong, bikin film-film yang bagus. Konsultasi kepada para ulama di MUI, KH Cholil Nafis, karena bagian dari dakwah. Ada tema-tema tafsir yang bisa dikeluarkan juga untuk menjadi sebuah cerita. Kalau dikonsultasikan, sutradaranya bisa mengemas dengan bagus, jadi film yang dinikmati, orang mendapatkan manfaat, kemudian juga teman-teman di pegiat sendiri mendapatkan manfaat, dan sama-sama belajar dalam kebaikan," pungkasnya.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement