Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cuma Abu Nawas yang Bisa! Bikin Panci Jadi Beranak

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 23 April 2024 |05:23 WIB
Cuma Abu Nawas yang Bisa! Bikin Panci Jadi Beranak
Ilustrasi Abu Nawas bikin geger karena bisa membuat panci jadi beranak. (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

ABU Nawas menyatakan bisa membuat panci beranak. Ustadz Ali Hasan al Bahar Lc MA mengisahkan sosok Abu Nawas yang pengetahuan fikihnya selevel dengan Imam Abu Hanifah, tapi karena sering nyeleneh, jadi kerjaannya menghibur dengan cerita yang penuh makna.

Kisahnya bermula ketika Abu Nawas meminjam panci kecil ke tetangganya. Tapi, pancinya tidak dikembalikan hingga tetangga itu menagihnya, "Abu Nawas, mana panci saya?"

Abu Nawas menjawab, "Wah saya lupa, sebentar."

Panci yang kecil itu ternyata melahirkan panci yang besar. "Ini panci kamu menjadi dua. Panci kamu beranak di rumah saya," ucap Abu Nawas seperti dilansir laman pwmu.

"Terima kasih. Masya Allah." Pinjam-meminjam itu pun berakhir.

Meski tidak masuk akal, tetangganya menerima begitu saja. Dia tidak mempermasalahkan karena merasa diuntungkan. Dia tidak bertanya kenapa panci itu bisa beranak.

Selang beberapa waktu, Abu Nawas meminjam panci lagi ke tetangga yang sama. Ketika meminjamkan yang kedua kali, tetangganya berharap panci itu akan beranak lagi.

Menurut Ustadz Ali Hasan, begini gambaran akal manusia kalau tidak dibina. Manusia yang katanya berakal itu akan menerima yang menguntungkan dan akan mengakali.

Tepat! Tetangga itu meminjamkan pancinya lagi. Abu Nawas lagi-lagi lama tidak mengembalikan. Akhirnya si tetangga mendatangi Abu Nawas. "Abu Nawas, mana pancinya kok lama?" tanya dia.

Tetangganya membayangkan kalau kemarin anak pancinya satu, berarti kalau lebih lama begini anaknya bisa dua atau tiga. Tapi dia malah mendapat jawaban berbeda dari Abu Nawas, "Innalillahi wainnailaihi rajiun. Panci kamu meninggal di rumah saya."

"Enggak mungkin panci meninggal! Mana ada panci meninggal!" ucap sang tetangga dengan marah-marah.

"Inilah manusia, kalau yang menguntungkan diterima, kalau yang tidak menguntungkan," jawab Abu Nawas. 

Tetangganya menyahut, "Mana mungkin panci bisa meninggal?"

"Kamu pikir panci bisa beranak? Kenapa waktu panci beranak, kamu enggak berkomentar? Tapi ketika panci mati, kamu berkomentar?" tanya balik Abu Nawas.

"Inilah manusia. Kalau menguntungkan, pura-pura tidak masalah. Kalau merugikan, mulailah dia menggunakan akal, kesadaran, atau kewarasannya," lanjutnya.

Ustadz Ali Hasan menerangkan, dalam bahasan takdir, manusia punya akal yang sangat terbatas. Sementara Allah Subhanahu wa ta'ala dan ciptaan-Nya tidak terbatas. "Apalah yang terbatas ini mampu menguraikan semua yang tidak terbatas?" tanya Ustadz Ali Hasan secara retoris.

Ia melanjutkan, terkait takdir ketika membaca basmalah umat manusia sadar semua ketetapan Allah Subhanahu wa ta'ala tidak ada yang buruk. Hanya kadang, manusia seperti tetangga Abu Nawas.

Dia menerangkan, dalam kitab suci Alquran sudah banyak arahan dan petunjuk. Terutama terkait ketetapan yang tidak enak.

"Berapa banyak pahit yang kamu tidak suka, di situ banyak kebaikan. Dan berapa banyak yang kamu sukai, ternyata di balik yang manis itu banyak masalah dan bahaya," tukasnya.

Allahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement