Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Ibrahim Putra Rasulullah yang Wafat pada Bulan Syawal

Hantoro , Jurnalis-Sabtu, 27 April 2024 |15:27 WIB
Kisah Ibrahim Putra Rasulullah yang Wafat pada Bulan Syawal
Ilustrasi kisah wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pada bulan Syawal. (Foto: Freepik)
A
A
A

KISAH Ibrahim putra Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang Wafat pada bulan Syawal akan dibahas Okezone Muslim. Syawal menjadi bulan duka bagi Nabi Muhammad. Putra kecil yang sangat beliau sayangi yakni Ibrahim mengembuskan napas terakhir.

Dilansir nu.or.id, Ustadz Muhamad Abror menceritakan air mata Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam deras membasahi dan hatinya dirundung kesedihan yang teramat mendalam. Para sahabat menyaksikan sendiri betapa Nabi merasa sangat kehilangan atas kepergian putra tercintanya itu. Dalam satu hadits dijelaskan:

إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، والقَلْبَ يَحْزَنُ، ولَا نَقُولُ إلَّا ما يَرْضَى رَبُّنَا، وإنَّا بفِرَاقِكَ يا إبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ.

Artinya: "Sungguh mata ini meneteskan air mata dan hati ini sedang dirundung duka. Namun, kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rabb kami. Sungguh, kami bersedih atas kepergianmu, wahai Ibrahim." (HR Bukhari)

Info grafis keutamaan puasa Syawal. (Foto: Okezone)

Peristiwa duka ini terjadi pada tanggal 29 Syawal 10 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Maret 632 Masehi. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Maumud Basya dalam kitab 'Nataijul Afham'. Kendati ada versi lain yang berpendapat dengan tanggal dan bulan berbeda, para sejarawan sepakat bahwa Ibrahim wafat pada tahun 10 H ketika usianya yang baru dua tahun. (Mahmud Khitab As-Subki, Ad-Dinul Khalish, t.t: Juz III, halaman 77)

Ibrahim merupakan satu dari tiga putra Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang semuanya wafat dalam usia dini. Masing-masing adalah Ibrahim, Qasim, serta ‘Abdullah yang dijuluki Ath-Thayyib (yang baik) dan Ath-Thahir (yang suci).

Total putra-putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam ada tujuh. Putrinya ada empat yaitu Fathimah, Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum. Semuanya lahir dari rahim Khadijah, kecuali Ibrahim lahir dari Mariyatul Qibthiyah.

Bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, terjadi gerhana matahari. Hal ini kemudian menghebohkan para sahabat, bahkan mereka sampai mengira peristiwa ini ada hubungannya dengan kewafatan putra Nabi. Namun akhirnya Rasulullah menjelaskan kepada mereka bahwa peristiwa tersebut murni fenomena alam yang menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Dalam satu hadits dijelaskan:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah." (HR Bukhari) 

Hadits tersebut menjelaskan bahwa gerhana matahari atau bulan adalah murni fenomena alam yang menjadi tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak ada kaitannya dengan kelahiran atau kematian seseorang.

Saat peristiwa tersebut terjadi, umat Islam dianjurkan beribadah dengan sholat gerhana, berdoa, dan memperbanyak sedekah. Alasan kaum Muslimin dianjurkan berdoa saat terjadi gerhana adalah karena ketika terjadi sesuatu yang di luar kebiasaan (dalam hal ini gerhana) maka biasanya manusia akan lebih fokus mengingat Allah dan tidak sibuk memikirkan dunia. Dengan begitu doa mereka akan lebih mudah dikabulkan. (Syekh Ali Muhammad al-Qari, Mirqatul Mafatih, 2001: juz III, halaman 533) 

Hikmah Wafatnya Ibrahim Putra Rasulullah

Semua putra Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam wafat saat masih balita. Artinya, mereka semua meninggal sebelum Nabi wafat. Hikmah di balik ketetapan Allah Subhanahu wa ta'ala ini adalah supaya setelah Rasullah wafat, tidak ada orang dari keturunan beliau yang "dikultuskan" sebagai pewaris kenabian, dan hal ini sangat mungkin akan dialami putra-putra Nabi jika mereka masih hidup. Sementara sudah jelas bahwa Rasulullah adalah Nabi terakhir. (Muhammad Faraj, Al-‘Abqariyyatul ‘Askariyyah, 1958: 65)

Terkait status Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagai nabi terakhir sudah banyak dijelaskan dalam teks-teks agama, salah satunya adalah nash Alquran berikut:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٖ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۧنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٗا

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al-Ahzab [33]: 40)

Wallahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement