Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Dzulqa'dah

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 14 Mei 2024 |18:14 WIB
10 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Dzulqa'dah
Ilustrasi peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulqa'dah. (Foto: Freepik)
A
A
A

SEPULUH peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqa'dah dibahas Okezone Muslim. Dzulqa'dah merupakan satu dari empat bulan suci (haram) yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masing-masing adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Sya'ban.

Dihimpun dari laman Rumaysho, dai muda asal Yogyakarta Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menjelaskan dalil-dalil bulan Dzulqa'dah sebagai bulan suci:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS At-Taubah: 36) 

Empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadis dari Abu Bakroh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya'ban." (HR Bukhari nomor 3197 dan Muslim: 1679)

Berikut ini sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqa'dah, sebagaimana telah Okezone himpun:

1. Nabi Muhammad umrah empat kali

Pada bulan Dzulqa'dah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menunaikan ibadah umrah sampai empat kali, dan ini termasuk umrah yang diiringi ibadah haji. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi bersabda:

اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلَّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْرَةً مِنَ الحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ العَامِ المُقْبِلِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ (رواه البخاري)

Artinya: "Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa'dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji'ranah ketika membagikan rampasan Perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji." (HR Al Bukhari)

2. Nabi Musa berbicara dengan Allah Ta'ala

Pada bulan Dzulqa'dah, Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji kepada Nabi Musa Alaihissalam untuk berbicara dengannya selama 30 malam di bulan Dzulqa'dah, ditambah 10 malam di awal bulan Dzulhijjah berdasarkan pendapat mayoritas para ahli tafsir (Tafsir Ibnu Katsir II/244), sebagaimana firman Allah Ta'ala:

وَوَٰعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ وَقَالَ مُوسَىٰ لِأَخِيهِ هَٰرُونَ ٱخْلُفْنِى فِى قَوْمِى وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya: "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (untuk memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu 30 malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan 10 (malam lagi) …" (QS Al A'raaf: 142) 

3. Perang Quraizhah

Kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ke Madinah membuat kaum Yahudi yang sebelumnya lebih dulu tinggal di sana mulai kehilangan kenyamanan. Mereka merasa pengaruhnya berkurang karena dua suku yang sebelumnya terus berperang yakni Aus dan Khazraj kini bisa hidup damai setelah kedatangan Rasulullah.

Sejak itu, kebencian terhadap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam terus merasuki kaum Yahudi hingga kerap membuat makar. Mereka pun kerap mengkhianati janji yang telah disepakati untuk bersama-sama menjaga Madinah.

Tidak lama setelah itu, meletuslah Perang Quraizhah yang terjadi pada akhir bulan Dzulqa'dah. Perang itu terjadi tidak lama setelah kaum Muslimin baru pulang dari Perang Khandaq.

Aisyah Radhiallahu Anha meriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam baru kembali dari Perang Khandaq didatangi Malaikat Jibril untuk kembali mengangkat pedang.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا رَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْخَنْدَقِ وَوَضَعَ السِّلَاحَ وَاغْتَسَلَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ قَدْ وَضَعْتَ السِّلَاحَ وَاللَّهِ مَا وَضَعْنَاهُ فَاخْرُجْ إِلَيْهِمْ قَالَ فَإِلَى أَيْنَ قَالَ هَا هُنَا وَأَشَارَ إِلَى بَنِي قُرَيْظَةَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ

Artinya: "Dari Aisyah radliallahu anha, ia berkata: Ketika Nabi Shallallahu alaihi wasallam kembali dari Perang Khandaq, setelah beliau meletakkan senjata dan mandi, Malaikat Jibril alaihis salam datang menemui beliau seraya berkata: Apakah anda hendak meletakan senjata? Demi Allah kami tidak akan meletakkannya. Keluarlah Anda (untuk memerangi) mereka. Beliau bertanya: Ke mana? Jibril menjawab: Ke sana. Jibril memberi isyarat (untuk pergi memerangi) Bani Quraizhah. Maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam berangkat menyerbu mereka." (HR Bukhari nomor 4117, kitab Fathul Bari, shahih)

4. Perjanjian Hudaibiyah

Dalam buku 'Islam Agama Perang atau Damai?' karya Ahmad Srwat MA dijelaskan Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun ke-6 hijriah. Perjanjian Hudiabiyah ini berawaal dari sikap kaum Musyrikin Quraisy yang melarang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan umat Islam melaksanakan umrah.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berketetapan untuk melaksanakan umrah ke Makkah. Nabi Shallallahu alaihi wassallam meninggalkan Madinah mengajak istrinya Ummu Salamah serta menyerahkan tugas sebagai imam shalat lima waktu kepada Abdullah bin Ummi Maktum atau Namilah Al Laitsi.

Kabar tersebut terdengar pengusaa Makkah. Mereka pun mengadang Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di Kota Hudaibiyah atau beberapa kilometer sebelum masuk Kota Makkah. Rasulullah yang datang bukan untuk bermaksud perang lantaran tidak membawa senjata kemudian memilih damai dengan membuat perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Hudaibiyah.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam awalnya mengutus sahabat Utsman bin Affan, namun Utsman ditahan selama beberapa hari. Rasulullah kemudian mengutus sahabat Ali bin Abi Thalib dalam Perjanjian Hudaibiyah. Beberapa poin perjanjian itu antara lain:

Digantinya lafaz Bismillahirrahmanirrahim yang bisa digunakan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dengan Bismikallahumma. Rasulullah tidak berkebaratan atas kemauan Suhail bin Amr dari perwakilan kaum Quraisy ini.

Kenabian Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tidak diakui. Dalam Perjanjian Hudaibiyah, perwakilan kaum kafir Quraisy tidak mau menuliskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah (Rasulullah). Mereka meminta agar nama Rasulullah diganti dengan Muhammad bin Abdillah.

5. Nabi Muhammad menikahi Maimunah binti Al Harits

Peristiwa penting di bulan Dzulqa'dah adalah pernikahan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dengan Maimunah binti Al Harits. Rasulullah menikahi Maimunah pada bulan Dzulqa'dah Tahun 7 Hijriyah saat umrah qadha' setelah habis masa iddahnya.

Maimunah yang berstatus janda berusia 26 tahun menikah dengan Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Maimunah termasuk istri Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits, selain Aisyah dan Ummu Salamah. 

6. Umrah qadha

Umrah qadha adalah umrah pengganti. Pada bulan Dzulqa'dah Tahun 7 Hijriyah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan sahabat melaksanakan umrah qadha' yang sempat dicegah tahun sebelumnya oleh kaum kafir Quraisy.

Umrah qadha' ini merupakan pengganti umrah tahun sebelumnya, karena itu disebut umratul qadha' atau umrah pengganti.

7. Wafatnya Imam Abu Bakr Al Baqillani

Peristiwa penting lainnya adalah wafatnya seorang ulama ahli kalam yang sangat masyhur yakni Imam Abu Bakr al-Baqillani. Beliau wafat pada tanggal 7 Dzulqa'dah Tahun 403 Hijriah.

8. Nabi Muhammad melaksanakan haji wada'

Pada tanggal 6 Dzulqa'dah Tahun 10 Hijriah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berangkat dari Kota Madinah menuju Makkah untuk melaksanakan haji wada' atau haji perpisahan.

Ada juga yang menyebutnya terjadi pada tanggal 10 Dzulqa'dah Tahun 10 Hijriah. Di Padang Arafah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berkhotbah di depan kaum Muslimin yang dikenal dengan khotbah wada'.

9. Imam Ibnu Khuzaimah meninggal dunia

Pada tanggal 2 Dzulqa'dah Tahun 311 Hijriah (924 Masehi), Imam Ibnu Khuzaimah yang merupakan ulama penyusun kitab hadits Shahih Ibn Khuzaimah, meninggal dunia dalam usia 89 tahun.

10. Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat

Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat istimewa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Pasalnya, Abu Bakar termasuk golongan Assabiquunal awwaluun atau golongan yang pertama masuk Islam.

Abu Bakar sosok yang menemani perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam hijrah dari Makkah ke Madinah. Abu Bakar juga yang menemani Rasulullah di dalam Gua Tsur.

Abu Bakar pula yang sering menjadi imam pengganti ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sedang tidak ada di tempat. Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat pada 22 Dzulqa'dah atau tiga tahun setelah Rasulullah wafat.

Demikianlah uraian ringkas tentang 10 peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqa'dah. Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement